Pakar: Indonesia Perlu Terapkan Sistem Peringatan Dini Polusi Udara

Risiko kesehatan akibat polusi bisa ditekan jika ada sistem peringatan dini.

Republika/Putra M. Akbar
Warga beraktivitas dengan latar belakang gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Selasa (6/6/2023). Indonesia dinilai perlu membuat sistem peringatan dini polusi.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Dr dr Agus Dwi Susanto mengungkapkan penerapan early warning system alias sistem peringatan dini polusi perlu diterapkan. Saat ini, dia bersama teman-temannya di lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terkait dengan polusi udara sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan mengenai pengembangan sistem tersebut.

"Banyak negara yang sudah melakukan uji coba, termasuk Jepang dan Thailand," kata Prof Agus dalam media briefing PB IDI yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (8/8/2023).

Baca Juga


Konsep ini dilakukan secara kolaboratif ketika kualitas udara buruk. Lalu, ada sistem yang akan memberitahukan kepada masyarakat mengenai kualitas udara.

Sistem tersebut bisa dilakukan dengan berbagai upaya. Misalnya, pemberitahuan melalui media daring, langsung kepada masyarakat dengan kendaraan, atau sirine yang berbunyi.

Setelah itu diterapkan, langkah selanjutnya adalah masyarakat perlu diberitahukan agar tidak keluar rumah sampai kualitas udara membaik. Bisa juga dengan mengingatkan agar selalu memakai masker saat akan beraktivitas di luar. Lalu, jika ada gejala gangguan kesehatan yang muncul akibat polusi, masyarakat dapat segera ke tempat yang dianjurkan.

"Sistem seperti ini harus berjalan. Kalau dilakukan secara terus-menerus, masyarakat bisa diberikan edukasi dan pemahaman, sehingga risiko kesehatan yang muncul akan turun," ujar Prof Agus yang juga dan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Prof Agus membandingkannya dengan gerakan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Upaya itu dianggap efektif dalam menurunkan kasus Covid-19.

Begitu juga dengan Sistem Peringatan Dini yang dinilai secara teori dapat menurunkan sumber polutan. Namun, untuk mewujudkannya, memang diperlukan riset bersama dan kolaborasi dengan banyak pihak.

"Sumber polusi kita tiga paling besar berasal dari industri, transportasi, dan domestik. Tiga ini harus dikendalikan supaya kualitas udara bagus," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler