Kala Allah Tersenyum Melihat Hamba-Nya

Allah menyuruh untuk mencari-Nya di tengah-tengah orang yang hatinya sedang hancur, serta membuat ibu tersenyum agar Allah juga tersenyum.

network /Rumah Berkah
.
Rep: Rumah Berkah Red: Partner

Kala Allah Tersenyum Melihat Hamba-Nya


Oleh Syahruddin El-Fikri

Sahabat Rumah Berkah yang dimuliakan Allah,

Kita semua, tentu ingin sekali berjumpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Dan saat kita berjumpa, tentu saja itu sangat sulit di dunia ini. Dan yang pasti, seringkali kita mendengar dakwah para dai (muballigh) bahwa jika ingin melihat wajahnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT), kita harus wafat dulu. Dan niscaya mereka yang sudah meninggal dunia, akan melihat wajahnya Allah, terlebih nanti di Hari Kiamat.

Keterangan di atas memang ada benarnya. Namun demikian, ada upaya lain yang bisa kita lakukan jika ingin berjumpa dengan Allah. Di antaranya:

1. Beriman dan beramal saleh, serta tidak menyekutukan Allah SWT.

Dalam Al-Quran, surat Al-Kahfi ayat ke-110, Allah SWT berfirman:

قُلۡ اِنَّمَاۤ اَنَا بَشَرٌ مِّثۡلُكُمۡ يُوۡحٰٓى اِلَىَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمۡ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ ۚ فَمَنۡ كَانَ يَرۡجُوۡالِقَآءَ رَبِّهٖ فَلۡيَـعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًـاوَّلَايُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا

Qul innamaaa ana basharum mislukum yuuhaaa ilaiya annamaa ilaahukum Ilaahunw Waahid; faman kaana yarjuu liqooa'a Rabbihii falya'mal 'amalan saalihan wa laa yushrik bi'ibaadati Rabbihiii ahadaa.

Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS. Al-Kahfi [18]: 110).

Dalam ayat di atas diterangkan bahwa mereka yang ingin mengharapkan perjumpaan atau pertemuan dengan Allah SWT, maka hendaknya dia mengerjakan amal saleh, dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun. Artinya, mereka yang beriman dan beramal saleh, serta tidak menyekutukan Allah SWT, niscaya mereka akan berjumpa dengan Allah.

2. Membahagiakan Orang Tua (Ibu)

Dikisahkan, suatu Ketika Abdullah ibnu Umar Radhiyallahu Anhu (RA) sangat ingin melihat wajahnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Namun demikian, ia menyadari bahwa dirinya tak mungkin bisa melihat wajahnya Allah.

“Ya Allah, aku ingin sekali melihat wajah-Mu, ingin melihat senyum-Mu. Aku ingin melihat Engkau tersenyum kepada hamba-Mu,” ungkapnya.

Mendengar hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam (SAW), berkata; “Wahai Ibnu Umar, jika engkau ingin melihat wajah Allah, dan Allah tersenyum kepada-Mu, maka buatlah ibumu tersenyum, niscaya Allah SWT akan tersenyum kepadamu.”

Berdasarkan Riwayat di atas, upaya lain jika ingin melihat wajah Allah tersenyum, maka bahagiakan orang tua, khususnya ibu. Karena dengan membahagiakan ibu (khususnya), maka doa ibu akan selalu diijabah Allah SWT.

Dalam riwayat lain dikatakan, doa seorang ibu lebih makbul (diterima oleh Allah) dibandingkan doanya 70 wali Allah yang paling utama (quthb).

Bagaimana bila kedua orang tua, khususnya ibu, telah wafat, apakah masih mungkin kita melihat wajahnya Allah atau berjumpa dengan Allah" layout="responsive" width="480" height="270">iv>

2. Membahagiakan Orang Tua (Ibu)

Dikisahkan, suatu Ketika Abdullah ibnu Umar Radhiyallahu Anhu (RA) sangat ingin melihat wajahnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Namun demikian, ia menyadari bahwa dirinya tak mungkin bisa melihat wajahnya Allah.

“Ya Allah, aku ingin sekali melihat wajah-Mu, ingin melihat senyum-Mu. Aku ingin melihat Engkau tersenyum kepada hamba-Mu,” ungkapnya.

Mendengar hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam (SAW), berkata; “Wahai Ibnu Umar, jika engkau ingin melihat wajah Allah, dan Allah tersenyum kepada-Mu, maka buatlah ibumu tersenyum, niscaya Allah SWT akan tersenyum kepadamu.”

Berdasarkan Riwayat di atas, upaya lain jika ingin melihat wajah Allah tersenyum, maka bahagiakan orang tua, khususnya ibu. Karena dengan membahagiakan ibu (khususnya), maka doa ibu akan selalu diijabah Allah SWT.

Dalam riwayat lain dikatakan, doa seorang ibu lebih makbul (diterima oleh Allah) dibandingkan doanya 70 wali Allah yang paling utama (quthb).

Bagaimana bila kedua orang tua, khususnya ibu, telah wafat, apakah masih mungkin kita melihat wajahnya Allah atau berjumpa dengan Allah?

Baca Juga: Carilah Aku di Tengah-Tengah Orang yang Hatinya Hancur


Poin yang ketiga (3), adalah bahagiakan orang miskin, bahagiakan anak yatim, jenguk orang yang sedang sakit.

Dalam sebuah riwayat dikatakan, Nabi Musa Alaihissalam (AS), ingin sekali berjumpa dengan Allah. Namun, ia belum bisa menemukannya. Lalu dikatakan kepadanya: “Wahai Musa, carilah aku ditengah hamba-hamba-Ku yang hancur hatinya, jenguklah mereka yang sedang sakit. Temuilah dan bahagiakan anak yatim, bahagiakan orang miskin, niscaya kamu akan menemukan-Ku.”

Kita mungkin bertanya, mengapa untuk berjumpa dengan Allah kita harus menemui orang yang hancur hatinya? Jawabannya, karena mereka yang sakit, mereka yang kesulitan ekonomi, mereka yang terzalimi, merupakan orang-orang yang hancur hatinya. Yang sakit, hancur hatinya karena beratnya penderitaan menahan sakit. Yang miskin, karena beratnya beban yang harus ditanggung untuk senantiasa berbuat baik tanpa harus mengemis.

Demikianlah sahabat Rumah Berkah, jika kita ingin berjumpa dengan Allah, banyak upaya yang kita lakukan, di antaranya menyayangi ibu, membuat ibu Bahagia, menyantuni anak yatim, memberi makan fakir miskin, serta selalu berbuat amal kebajikan. Allahu a’lam.

Baca Juga: Carilah Aku di Tengah-Tengah Orang yang Hatinya Hancur

sumber : https://rumahberkah.republika.co.id/posts/231066/kala-allah-tersenyum-melihat-hamba-nya
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler