Menikah dengan Mengakali Firman Allah

Larangan Allah terhadap pernikahan beda agama, masih ada yang mengakali

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Pernikahan Beda Agama
Red: Joko Sadewo

Oleh : Qommarria Rostanti, Redakur Gaya Hidup Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Mencintai merupakan perasaan alamiah yang dirasakan hampir semua makhluk yang bernyawa. Mencintai seyogianya menjadi perasaan yang indah dan membuat tenang. Namun faktanya, mencintai juga dapat menjadi rumit dan menantang, utamanya ketika harus menghadapi perbedaan.


Banyak yang bilang, perbedaan atau tembok terbesar yang dihadapi pria dan wanita yang kasmaran adalah agama. Tak jarang, tembok kokoh bernama agama itu menjadi batas akhir dua insan yang “berbeda” untuk tidak melanjutkan “perjalanannya” ke jenjang yang lebih serius.

Pro dan kontra mengenai pernikahan beda agama masih terus berlanjut baik yang melibatkan umat Islam dan non Islam. Padahal dalam Islam sendiri, larangan soal menikah beda agama sudah sangat tegas.

Terdapat dalil-dalil Alquran yang menyatakan haramnya pernikahan berbeda agama, misalnya dalam Surah al-Baqarah ayat 221 yang artinya:

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.

Sebegitu nyatanya larangan Allah SWT terhadap pernikahan agama, makanya sangat aneh ketika ada sepasang manusia yang mencoba mengakalinya dengan mengajukan permohonan pengesahan pernikahan beda agama ke sebuah pengadilan. Mereka seolah memohon agar pengadilan yang dipimpin oleh manusia untuk “membatalkan” larangan  yang dibuat oleh Allah SWT, Zat yang Maha Tinggi. Jika Tuhan saja dikhianati, apalagi kamu?

Bukan tanpa alasan Islam melarang pernikahan beda agama. Menikah memiliki beberapa tujuan mulia, di antaranya menciptakan keharmonisan, kasih sayang, dan ketenangan dalam keluarga serta membangun ikatan spiritual antara suami dan istri. Kebersamaan dalam keyakinan dan agama dianggap dapat membantu mencapai tujuan ini dengan lebih baik.

Pernikahan adalah ibadah terlama yang dilakukan manusia. Bagaimana bisa itu dilakukan jika suami dan istri memiliki cara beribadah yang berbeda? Perbedaan dalam praktik keagamaan dapat menyebabkan kesulitan dalam merencanakan perayaan agama, festival, atau ritual keluarga. Ini bisa menjadi sumber konflik dan kebingungan, terutama jika pasangan ingin melibatkan anak-anak dalam praktik keagamaan mereka.

Dalam Islam, ada keyakinan bahwa pasangan hidup harus memiliki keyakinan dan nilai-nilai yang sejalan untuk mencapai keseimbangan dalam hubungan dan keluarga. Namun pasangan dengan agama berbeda sering kali memiliki perbedaan keyakinan dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan mereka. Perbedaan ini dapat menyebabkan konflik atau ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengambilan keputusan penting.

Menikah tak hanya menyatukan dua insan, tapi juga dua keluarga. Menikah beda agama membuka kemungkinan munculnya respons kurang baik dari keluarga. Tekanan sosial ini bisa menyulitkan dan menimbulkan stres dalam hubungan.

Yang tak kalah penting, terkait anak-anak. Menikah dengan orang yang berbeda agama dapat menyulitkan ketika pasangan ingin mendidik anak-anak mereka dalam dua tradisi agama yang berbeda. Anak-anak mungkin menghadapi tekanan atau kesulitan dalam memahami dan mengenali identitas keagamaan mereka.

Untuk itu, sebelum Anda terlibat percintaan yang rumit dengan agama menjadi “taruhan”-nya, lebih baik hindari. Memang, menghindari jatuh cinta dengan seseorang yang berbeda agama mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan karena mencintai melibatkan perasaan dan emosi yang tidak selalu dapat dikendalikan.

Meski begitu, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengurangi kemungkinan jatuh cinta dengan seseorang yang berbeda agama. Pertama, pahami nilai-nilai dan keyakinan agamamu sendiri dengan lebih mendalam. Hal ini diyakini mampu membantu memahami apa yang penting bagi dirimu dalam sebuah hubungan dan menghindari terjebak dalam perasaan cinta yang bisa memengaruhi keputusan.

Kedua, tetapkan batasan dan prinsip tentang hal-hal penting dalam mencari pasangan hidup, termasuk agama. Ini membantu menjaga fokus pada tujuan dan mencegah jatuh cinta dalam situasi yang menyulitkan.

Ketiga, pahami akibatnya. Cobalah untuk memahami dampak jangka panjang dari pernikahan beda agama. Pertimbangkan tantangan dan komplikasi yang mungkin muncul dalam kehidupan perkawinan dan keluarga. Dukungan keluarga maupun sahabat penting untuk membantu memberikan perspektif lebih seimbang dan membantu kamu tetap berada pada jalur yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Bagi kamu yang sudah telanjur mencintai seseorang yang berbeda agama, berhenti mencintai begitu saja bisa menjadi proses sulit dan penuh tantangan. Namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Yang pertama harus kamu lakukan adalah sadar diri. Akui perasaan dan sadari bahwa cinta itu mungkin tidak bisa direalisasikan ke jenjang pernikahan karena perbedaan agama. Kesadaran akan kenyataan ini adalah langkah pertama untuk menghadapi perasaanmu dengan jujur.

Setelah itu, cobalah untuk mengurangi interaksi atau kontak yang berlebihan dengan orang tersebut, terutama jika itu memperkuat perasaan cintamu. Hindari situasi atau tempat yang bisa memicu perasaan cinta tersebut.

Kamu dapat mengalihkan perhatian pada kegiatan dan hobi yang kamu sukai. Fokus pada dirimu sendiri membantu mengalihkan perasaan dan pikiran dari cinta yang tidak memungkinkan ini.

Beri waktu untuk diri sendiri. Beri dirimu waktu untuk pulih dan sembuh dari perasaan tersebut. Pproses untuk berhenti mencintai tiap orang berbeda-beda. Mungkin kamu akan berpikir berhenti mencintai orang tersebut adalah hal mustahil. Namun percayalah, Allah SWT akan mengganti air mata yang sementara itu dengan takdir yang lebih baik dan indah.

Terus berdoa dan bertawakal untuk melepaskan perasaan cemas dan khawatir tentang masa depan. Percaya bahwa Allah SWT akan memimpin kita menuju jalan yang terbaik. Bukan berarti kita harus pasif atau tidak berusaha, tetapi tetap berusaha dan menghadapi hidup dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan menuntun kita.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler