Apa itu Hadits Qudsi?
Hadits qudsi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Nabi ﷺ dari Allah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sabda Nabi Muhammad ﷺ biasa disebut dengan hadits atau sunnah. Dan bagaimana dengan Hadits Qudsi, apa maksudnya?
Seperti dikutip dari Syarah 10 Hadits Qudsi Pilihan disusun Abu Hafizhah Irfan, Hadits qudsi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Nabi ﷺ dari Allah ﷻ tetapi bukan dengan rangkaian, susunan, dan kemukjizatan seperti Alquran. Rangkaian dan susunan lafazh atau kalimat dalam hadits qudsi hampir sama dengan hadits nabawi.
Derajat hadits qudsi juga sama seperti hadits nabawi, ada yang shahih, hasan, dha’if, bahkan ada pula yang maudhu’. Tidak seperti hadits nabawi, hadits qudsi tidak banyak mengungkap hukum-hukum fiqih dan syari’at yang terkait dengan ibadah, namun fokus pada motivasi dan pembinaan jiwa manusia agar melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sebagian besar hadits qudsi diriwayatkan secara ahad, tidak banyak yang diriwayatkan secara mutawatir.
Salah satu contoh Hadits Qudsi yakni, Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahuanhuma, Rasulullah ﷺ bersabda;
إنَّما بَقاؤُكُمْ فِيما سَلَفَ قَبْلَكُمْ مِنَ الأُمَمِ كما بيْنَ صَلاةِ العَصْرِ إلى غُرُوبِ الشَّمْسِ، أُوتِيَ أهْلُ التَّوْراةِ التَّوْراةَ، فَعَمِلُوا حتَّى إذا انْتَصَفَ النَّهارُ عَجَزُوا، فَأُعْطُوا قِيراطًا قِيراطًا، ثُمَّ أُوتِيَ أهْلُ الإنْجِيلِ الإنْجِيلَ، فَعَمِلُوا إلى صَلاةِ العَصْرِ، ثُمَّ عَجَزُوا، فَأُعْطُوا قِيراطًا قِيراطًا، ثُمَّ أُوتِينا القُرْآنَ، فَعَمِلْنا إلى غُرُوبِ الشَّمْسِ، فَأُعْطِينا قِيراطَيْنِ قِيراطَيْنِ، فقالَ: أهْلُ الكِتابَيْنِ: أيْ رَبَّنا، أعْطَيْتَ هَؤُلاءِ قِيراطَيْنِ قِيراطَيْنِ، وأَعْطَيْتَنا قِيراطًا قِيراطًا، ونَحْنُ كُنَّا أكْثَرَ عَمَلًا؟ قالَ: قالَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ: هلْ ظَلَمْتُكُمْ مِن أجْرِكُمْ مِن شيءٍ؟ قالوا: لا، قالَ: فَهو فَضْلِي أُوتِيهِ مَن أشاءُ
“Perbandingan kalian dengan umat-umat terdahulu sebelum kalian sebagaimana Shalat Ashar hingga terbenam matahari. Ahli Taurat diberi Taurat, mereka mengamalkanya sampai tengah hari kemudian mereka kelelahan, lalu mereka masing-masing diberi satu qirath. Lalu ahli Injil diberi Injil, mereka mengamalkannya hingga Shalat Ashar kemudian mereka kelelahan, lalu mereka masing-masing diberi satu qirath. Kemudian kita diberi Alquran, kita mengamalkannya hingga terbenam matahari, lalu masing-masing kita diberi dua qirath. Maka dua Ahli Kitab (sebelumnya) berkata,
“Wahai Rabb kami, Engkau telah memberikan kepada mereka (umat Islam) masing-masing dua qirath dan Engkau memberi kami masing-masing (hanya) satu qirath, sedangkan kami beramal lebih lama. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Apakah Aku telah menzhalimi pahala kalian, meskipun sedikit?” Mereka menjawab, “Tidak.” Allah Azza wa Jalla berfirman, “Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki.” (HR. Bukhari)