Palestina Sambut Kehadiran Dubes Saudi Pertama

Penunjukkan duta besar disebut dapat perkuat persaudaraan Saudi-Palestina.

AP/Amr Nabil
Bendera Arab Saudi. Arab Saudi menunjuk Nayef al-Sudairi sebagai duta besar nonresiden untuk Palestina.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pejabat Palestina menyambut kehadiran duta besar Arab Saudi pertama untuk wilayah Palestina. Penasihat diplomatik Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Majdi al-Khalidi, menerima salinan kredensial Duta Besar Nayef al-Sudairi sebagai utusan nonresiden di Yordania pada Sabtu (12/8/2023).
 
Al-Sudairi saat ini adalah duta besar Kerajaan Saudi untuk Yordania. Dia juga akan menjabat sebagai konsul jenderal di Yerusalem. Al-Khalidi mengatakan, penunjukkan duta besar ini merupakan langkah penting untuk memperkuat persaudaraan antara Saudi dan Palestina.
 
"Kesempatan ini adalah langkah penting yang akan berkontribusi untuk memperkuat hubungan persaudaraan yang mengikat kedua negara, dan kedua bangsa yang bersaudara," ujar Al-Khalidi, dilaporkan kantor berita Wafa, Ahad (13/8/2023).

Baca Juga


"Ini adalah keinginan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman "untuk memperkuat hubungan dengan saudara-saudara Negara Palestina dan memberikan dorongan formal di semua bidang," kata Al-Sudairi dalam video yang disiarkan oleh saluran Al-Ekhbariya yang berafiliasi dengan negara Saudi.
 
Selama ini, dokumen atau urusan untuk wilayah Palestina secara tradisional ditangani oleh Kedutaan Arab Saudi di Amman. Analis Palestina, Talal Okal, mengatakan, penunjukan duta besar baru itu merupakan langkah menuju kantor perwakilan resmi Saudi di wilayah pendudukan Tepi Barat.
 
"Ini juga merupakan pesan bahwa Arab Saudi berkomitmen terhadap hak-hak warga Palestina di negara yang berdaulat penuh," kata Okal, dilaporkan Aljazirah.
 
Penunjukan duta besar baru berlangsung ketika Amerika Serikat (AS) ingin menormalkan hubungan Israel-Saudi. Pejabat AS, Israel, dan Saudi mengatakan, kesepakatan semacam itu masih dalam tahap negosiasi karena sejumlah masalah pelik, mulai dari serangan Israel di Tepi Barat hingga pengembangan tenaga nuklir Saudi.

Riyadh telah berulang kali mengatakan, mereka akan memegang teguh posisi Liga Arab untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel sampai konflik dengan Palestina diselesaikan. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Riyadh dan Washington telah mengadakan pembicaraan mengenai kondisi Saudi untuk normalisasi, termasuk pembicaraan mengenai jaminan keamanan dan bantuan program nuklir sipil.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, mengatakan, Pemerintah Palestina berharap dapat menyampaikan keprihatinannya kepada pejabat Saudi tentang dorongan normalisasi dengan Israel.
 
"Penunjukkan duta besar baru Saudi untuk Palestina memberikan wawasan tentang bagaimana hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel; seorang duta besar Saudi untuk Palestina dengan file untuk Israel. Sinyal langsungnya adalah memperlakukan tuntutan Saudi untuk konsesi Israel dengan serius," ujar seorang analis Saudi, Aziz Alghashian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler