Avangard, Aset Strategis Rusia dalam Perang Nuklir
Avangard dirancang terbang dengan kecepatan hipersonik hingga 27 Mach.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Dua bulan yang lalu kantor berita TASS melaporkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sekitar setengah dari unit kekuatan rudal strategis Rusia telah dilengkapi dengan sistem rudal Yars terbaru dan dipersenjatai kembali dengan hulu ledak Avangard modern.
“Sekitar setengah dari unit Pasukan Rudal Strategis sekarang dilengkapi dengan sistem Yars terbaru. Proses memperkuatnya dengan sistem rudal modern yang membawa hulu ledak hipersonik Avangard sedang berlangsung,” kata Putin seperti dikutip Al Arabiya saat itu.
Di tengah invasinya ke Ukraina, Putin mengatakan memperkuat dan mengembangkan kekuatan militer masih menjadi prioritasnya. “Mengingat tantangan baru dan pengalaman tak ternilai dari operasi militer khusus, kami akan terus meningkatkan Angkatan Bersenjata dengan segala cara yang memungkinkan," kata Putin.
Rusia menyebut invasinya ke Ukraina yang digelar 18 bulan yang lalu sebagai "operasi militer khusus." Lalu apa itu senjata hipersonik. Putin menyebut tentang Avangard.
Avangard merupakan hypersonic glide vehicle (HGV) atau wahana luncur hipersonik. Avangard senjata strategis Rusia yang diungkap tahun 2018 dirancang terbang dengan kecepatan hipersonik hingga 27 Mach dan bermanuver dengan cara yang tidak terduga, sehingga sangat sulit untuk dihalau.
Avangard dibawa oleh rudal antar benua atau ICBM RS-28 Sarmat yang dimodifikasi. HGV dilepaskan dari ICBM di atmosfer dan kemudian meluncur menuju targetnya dengan kecepatan hipersonik. Avangard dapat membawa hulu ledak nuklir dengan daya ledak hingga 2 megaton.
Senjata stragtegis lebih canggih ...
Avangard merupakan terobosan teknologi senjata strategis Rusia. HGV ini lebih canggih dan sulit dihalau daripada senjata-senjata strategis lainnya di dunia sehingga memberikan keunggulan signifikan pada Rusia jika terjadi perang nuklir.
Dengan kecepatannya yang mencapai 27 Mach, Avangard akan sangat sulit dihalau. HGV juga kabarnya juga sangat sulit dilacak dan dihancurkan sistem pertahanan rudal anti-balistik saat ini.
Sebagai HGV, Avangard memiliki jangkauan lebih dari 10.000 kilometer dan dapat membawa hulu ledak seberat 1.000 pon yang cukup untuk menghancurkan kapal perang besar.
Avangard dipandu sistem navigasi inersia dan sistem satelit navigasi global sehingga memungkinkannya mencapai targetnya dengan presisi tinggi. Avangard juga dirancang dengan daya tahan yang tinggi dengan tanda radar yang rendah.
Sejumlah pakar mengkritik Avangard yang dianggap membuat Rusia menggunakan senjata nuklir lebih dahulu dalam konflik, karena akan sulit bagi Amerika Serikat untuk bertahan darinya.
Sementara pakar lain menilai Avangard respons yang diperlukan terhadap pengembangan sistem pertahanan rudal baru AS. Mereka berpendapat Avangard memastikan Rusia akan selalu memiliki aset strategis untuk mencegah konflik nuklir.