Filosofi Bendera Merah Putih Berasal dari Hadits Rasulullah?
Pemilihan warna merah dan putih ini tak lepas dari peran para ulama.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Setiap negara memiliki corak benderanya masing-masing, begitu juga Indonesia yang memilih warna Merah dan Putih sebagai bendera pusaka. Konon, warna merah diartikan sebagai keberanian dan semangat bangsa Indonesia saat berjuang melawan penjajah sedangkan warna putih berarti bersih, suci dan ketulusan rakyat Indonesia dalam membela tanah air dan memperjuangkan kemerdekaannya.
Namun siapa sangka, ternyata pemilihan warna merah dan putih ini tak lepas dari peran para ulama terdahulu yang turut berjuang mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini. Sebagaimana disebutkan oleh Profesor Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah, menyebutkan bahwa para ulama berjuang untuk mengenalkan Sang Saka Merah Putih sebagai bendera Rasulullah saw.
Ada tiga hal yang selalu dijadikan tradisi oleh para ulama untuk semakin mengenalkan bendera Rasulullah kepada masyarakat Indonesia kala itu. Pertama mengenalkan istilah Sekapur Sirih dan Seulas Pinang pada setiap pengantar buku atau pada awal pembicaraan, kedua budaya menyajikan bubur merah putih saat bayi baru lahir, ketiga pada saat membangun rumah, di susunan atas dikibarkan Sang Merah Putih.
Prof Mansyur menegaskan bendera Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berwarna Merah Putih seperti yang ditulis oleh Imam Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Jilid X, halaman 340. Dari Hamisy Qasthalani,
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam Bersabda: “Innallaha zawaliyal ardha masyaariqaha wa maghariba ha wa a’thonil kanzaini Al-Ahmar wal Abjadh”.
Artinya: “Allah menunjukkan kepadaku (Rasul) dunia. Allah menunjukkan pula timur dan barat. Allah menganugerahkan dua perbendaharaan kepadaku: Merah Putih”.
Informasi ini didapat Prof Mansyur dari buku berjudul Kelengkapan Hadits Qudsi yang dibuat Lembaga Alquran dan Al-Hadits Majelis Tinggi Urusan Agama Islam Kementerian Waqaf Mesir pada 1982, halaman 357-374. Buku ini dalam versi bahasa Indonesia dengan alih bahasa oleh Muhammad Zuhri.
Mansyur mengemukakan sejumlah argumen pendukung untuk memperkuat pendapatnya, yakni merah putih adalah bendera Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Menurut Prof Mansyur, Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam memanggil istrinya, Aisyah radhiyallahu anha, dengan sebutan Humairah yang artinya merah.
Busana Rasulullah sallallahu alaihi wasallam yang indah juga berwarna merah, seperti disampaikan Al Barra: “Kanan Nabiyu Saw marbua’an wa qadra ataituhu fi hullathin hamra-a, Ma raitu syaian ahsana min hu”.
Artinya: “Pada suatu hari Nabi sallallahu alaihi wasallam duduk bersila dan aku melihatnya beliau memakai hullah (busana rangkap dua) yang berwarna merah. Aku belum pernah melihat pakaian seindah itu”.
Mansyur pun menyatakan busana warna putih juga dikenakan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, sedangkan pedang Sayidina Ali radhiyallahu anhu berwarna merah dan sarung pedang Khalid bin Walid radhiyallahu anhu berwarna merah-putih.
Sementara, dikutip dari NU Online, KH. Abdullah Habib Faqih yang bersumber dari kisah Habib Husain bin Abu Bakar Al-Idrus Luar Batang, bahwa pemilihan warna merah putih ini ternyata juga bersumber dari hadits Rasulullah saw:
عَنْ ثَوْبَانَ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى زَوَى لِي الْأَرْضَ حَتَّى رَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَأَعْطَانِي الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ
Diriwayatkan dari Tsauban, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah mengumpulkan bumi untukku sehingga aku bisa melihat (kejayaan Islam) di Timur dan Barat. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah ditampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi).