Aksi Bakar Alquran Danske Patrioter tak Pernah Diliput Media Denmark, Mengapa?

Danske Patrioter punya catatan kriminal dan memang mencari perhatian.

AP
Kelompok Patriot Denmark (Danske Patrioter) jadi penggerak aksi pembakaran Alquran di Denmark.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pembakaran Alquran di Denmark sudah terjadi sejak Januari 2023. Aksi itu sempat terhenti lalu kembali terjadi secara masif satu bulan terakhir. Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Denmark Dewi Savitri Wahab menceritakan aksi pembakaran sengaja dilakukan di depan negara-negara anggota OKI.

"Diawali dari lima negara: Turki, Mesir, Irak, Iran, dan Aljazair. Lalu dalam perkembangannya juga terjadi di depan KBRI. Karena KBRI bersebelahan dengan Kedubes Maroko, pembakaran Alquran juga terjadi di depan Kedubes Maroko. Sempat juga dilakukan di depan Kedubes Cina, dan pekan lalu di (depan Kedubes) Albania," katanya saat berbicang secara virtual dengan Republika pada Rabu (16/8/2023).

Meski aksi pembakaran Alquran masif terjadi, Dewi melihat tak ada media Denmark yang meliput penistaan tersebut. Ia menduga media arus utama tidak ingin memberikan panggung pada kelompok Danske Patrioter yang punya catatan kriminal yang panjang.

"Satu hal yang ingin saya sampaikan bahwa aksi pembakaran Alquran ini sama sekali tidak mendapatkan liputan dari media arus utama Denmark. Karena orang ini (anggota Danske Patrioter) punya catatan kriminal dan memang mencari perhatian. Ini sama sekali tidak mendapatkan liputan media," katanya.

Baca Juga


"Mereka intinya memang ingin mencari perhatian. Karena tak memperoleh perhatian dari publik dan media Denmark, mereka terus melakukan aksi pembakaran," tambah Dewi.

Oleh karena itu, ia berharap reaksi aksi pembakaran Alquran tidak berlebihan sehingga tidak mengakibatkan atau memicu tindakan kekerasan lainnya.

Aksi bakar Alquran bertujuan ciptakan perpecahan ...

Wakil Juru Bicara Pemerintah Jerman Christiane Hoffman mengatakan, aksi pembakaran Alquran yang belakangan ini terjadi di Eropa bertujuan menciptakan perpecahan. Dia menegaskan, Jerman menentang dan mengutuk aksi semacam itu.

“Kami menganggap tindakan seperti itu (pembakaran Alquran) kurang ajar dan tidak pantas. Mereka berusaha menciptakan perpecahan,” kata Hoffman dalam sebuah konferensi pers di Berlin, Rabu (16/8/2023), dilaporkan Anadolu Agency.

Dia menambahkan, Jerman sangat menghargai kebebasan, tapi tak mencakup ujaran atau tindakan kebencian. Hoffman menekankan, sikap Pemerintah Jerman atas aksi penistaan dan pembakaran Alquran sudah jelas. “Kami menentangnya. Kami mengutuknya,” ujarnya.

Kendati demikian, Hoffman menolak mengonfirmasi apakah Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen akan membahas tentang isu pembakaran Alquran dalam pertemuan mereka mendatang. Aksi pembakaran Alquran memang telah berulang kali terjadi di Denmark. Pelakunya adalah anggota kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler