Lucy Letby, Pembunuh Berantai Bayi Paling Keji
Lucy Letby membunuh tujuh bayi dan berusaha membunuh enam lainnya
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Hakim Inggris akan memvonis pembunuh anak paling produktif dalam sejarah Inggris modern, Lucy Letby. Ia membunuh tujuh bayi dan berusaha membunuh enam lainnya saat bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Inggris.
Dalam persidangan Senin (21/8/2023) Hakim James Goss dapat memberikan vonis paling berat di bawah hukum Inggris. Goss dapat menjatuhkan hukuman seumur hidup untuk memastikan Letby menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi.
Setelah 22 hari bermusyawarah juri di Pengadilan Manchester menyatakan Letby bersalah membunuh tujuh bayi dalam kurun waktu satu tahun. Ia memangsa kerentanan bayi baru lahir yang sakit dan orang tua mereka yang cemas.
Para korban meninggal di unit bersalin di Countess of Chester Hospital di barat laut Inggris antara Juni 2015 dan Juni 2016.
Letby tidak menghadiri persidangan. Ketidakhadirannya memicu kemarahan keluarga korban. Mereka ingin Letby mendengarkan pernyataan orang tua korban tentang kehancuran yang disebabkan kejahatannya yang dibacakan di pengadilan.
"Anda pikir itu hak Anda untuk mempermainkan Tuhan dengan kehidupan anak-anak kami," kata ibu dari anak kembar, yang salah satunya dibunuh dan yang lainnya coba dibunuh oleh Letby, dalam sebuah pernyataan di pengadilan.
Politisi dan advokat korban mendesak perubahan undang-undang untuk memaksa penjahat muncul dalam sidang vonis. Setelah beberapa narapidana terkenal memilih untuk tidak menghadapi korban mereka dalam beberapa bulan terakhir.
Jaksa penuntut mengatakan pada tahun 2015 rumah sakit mulai melihat peningkatan signifikan jumlah bayi yang meninggal atau mengalami penurunan kesehatan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
Beberapa menderita “sakit parah” tetapi berhasil diselamatkan staf medis. Letby bertugas di semua kasus. Dalam persidangan yang berlangsung selama 10 bulan jaksa menggambarkannya sebagai "kehadiran jahat yang konstan" di unit bersalin.
Jaksa mengatakan pelaku melukai bayi dengan cara yang sulit dideteksi. Ia meyakinkan rekannya sakit dan kematian para bayi itu disebabkan hal alami.
Pada akhir pekan ini dokter-dokter senior rumah sakit tempat Letby melakukan kejahatannya mengatakan mereka menyampaikan kekhawatiran tentang Letby sejak Oktober 2015. Menurut mereka anak-anak yang menjadi korban mungkin dapat diselamatkan jika manajer rumah sakit menanggapi kekhawatiran mereka dengan serius.
Pada surat kabar Guardian, kepala konsultan di unit bersalin Countess of Chester Hospital Dr. Stephen Brearey mengatakan kematian para korban dapat dihindari pada awal Februari 2016 jika para eksekutif rumah sakit "menanggapi dengan tepat" permintaan rapat darurat dari dokter terkait.
Letby akhirnya diberhentikan dari tugasnya pada akhir Juni 2016. Ia ditangkap di rumahnya pada Juli 2018. Penyelidikan independen akan dilakukan tentang bagaimana rumah sakit menanggapi kematian-kematian para bayi tersebut.