BTN Syariah Hadirkan New Mobile Banking Dengan Beragam Fitur

BTN targetkan peningkatan pengguna mobile banking BTN

Dok BTN
BTN Mobile telah merilis fitur terbarunya yaitu Menu Instan / Quick Access untuk menjawab kebutuhan nasabah dan meningkatkan pengalaman serta kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur IT & Digital Bank BTN Andi Nirwoto mengatakan, saat ini Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah sedang bertransformasi untuk menjadi bank modern dan kekinian dalam mengikuti pesatnya perkembangan era digital saat ini.


Salah satunya adalah pengembangan BTN Mobile, diketahui saat ini BTN yang merupakan induk BTN Syariah sedang melakukan substitusi layanan ke digital channel dengan menutup outlet dan KCP yang dinilai tidak produktif.

"Saat ini kami sedang mengembangkan New Mobile Banking , yang totally new, lebih fresh dan secara IT architecturenya berbeda," ujarnya kepada Republika Kamis (24/8/2023).

Andi mengungkapkan di New Mobile Banking nanti akan menghadirkan lebih banyak fitur yang tentunya selain fitur yang terkait dengan syariah, juga tidak akan lepas dari fokus BTN yaitu terkait dengan properti. 

Ia menambahkan, Digital Banking Bank BTN terus berkembang dan berinovasi dalam memenuhi kebutuhan transaksional perbankan nasabah dan menunjang kerja karyawan dalam memberikan pelayanan maksimal kepada nasabahnya. 

"Performance mobile banking BTN dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan baik dari posisi user, jumlah transaksi maupun volume transaksinya,” kata Andi.

Sampai akhir tahun ini, lanjut Andi, pihaknya mentargetkan adanya pertumbuhan untuk pengguna mobile banking BTN Syariah. "Sampai akhir tahun target ada growth YoY moderat di di kisaran 20-30 persen," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, dengan bekal , BTN menargetkan beberapa sasaran kinerja yang akan dicapainya sepanjang 2023 ini Adapun target bisnis BTN untuk 2023 adalah, kredit tumbuh kurang lebih 10 persen yang ditopang oleh KPR Subsidi, KPR Non Subsidi dan kredit high yield.

"Fee Based Income ditargetkan sebesar Rp 2 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 10 persen dengan fokus pada peningkatan Giro dan Tabungan, NPL di bawah 3 persen, Cost to Income Ratio (CIR) kurang dari 50 persen dimana beban operasional hanya tumbuh sekitar 6 persen,” papar Nixon.

Nixon sendiri memperkirakan kondisi perbankan pada 2024 mendatang akan semakin membaik. “Dengan indikator makro yang semakin kondusif, kondisi perekonomian dan perbankan nasional di tahun 2024 diprediksi akan semakin membaik yang akan didorong oleh beberapa stimulus,” ujar Nixon.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler