Supermodel Bella Hadid Berdebat dengan Menteri Israel Soal Hak Palestina

Kementerian Luar Negeri Palestian menyebut pernyataan Ben-Gvir rasis.

EPA-EFE/CHRISTOPHE PETIT TESSON
Model asal AS, Bella Hadid, mendonasikan penghasilannya dari Paris Fashion Week untuk Ukraina dan Palestina.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Supermodel AS keturunan Palestina Bella Hadid dan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terlibat debat soal hak hidup warga Palestina. Keduanya saling mendebat apa yang dikatakan melalui media dan media sosial. 

Baca Juga


Dalam sebuah wawancara dengan N12 News, Rabu (23/8/2023) Ben-Gvir mengatakan, hak hidup dan gerak pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat lebih tinggi dibandingkan hak yang dimiliki warga Palestina. 

Telah lama warga Palestina berjuang melawan pembatasan bepergian, termasuk mereka harus melalui pos-pos pemeriksaan yang didirikan Israel di Tepi Barat. Di wilayah ini mereka menghadapi banyak rintangan dan menjadi bagi masa depan mereka. 

Ben-Gvir yang hidup bersama keluarganya di permukiman Yahudi di Kiryat Arba, dekat Kota Hebron, Tepi Barat menyatakan pembatasan gerak terhadap warga Palestina dibutuhkan untuk melindungi keamanan keluarganya. 

"Hak saya, hak istri saya, hak anak-anak saya untuk bepergian di jalanan Yudea dan Samaria lebih penting dibandingkan hak yang dimiliki orang-orang Arab (Palestina),’’ kata Ben-Gvir. Ia menyebut Tepi Barat dengan nama Ibrani yang tercantum di biblikal, Yudea dan Samara. 

Supermodel Bella Hadid, yang ayahnya berasal dari Palestina dan selama ini dikenal sangat vokal mendukung hak Palestina, mengkritik pernyataan Ben-Gvir di akun Instagramnya. Ia memiliki pengikut hampir 60 juta di akun media sosial tersebut. 

"Tak ada tempat, tak ada masa, khususnya pada 2023 ini tak seharunya hidup seseorang lebih penting dibandingkan yang lainnya. Terutama karena etnis, budaya mereka atau karena murni kebencian,’’ kata Hadid di postingan Instagramnya, Kamis (24/8/2023).

Ben-Gvir kemudian meresponsnya sehari kemudian, Jumat (25/8/2023). Ia menyebut Hadid sebagai pembeci Israel dan hanya mengunggah satu segmen dari wawancaranya dengan media di akun Instagramnya tersebut  dengan tujuan menggambarkan dirinya rasis. 

Kementerian Luar Negeri Palestina, Kamis, menyebut Ben-Gvir rasis dan mengerikan atas pernyataannya bahwa hak hidup pemukim Yahudi di Tepi Barat lebih penting daripad hak Palestina. ‘’Ini mengonfirmasi rezim apartheid Israel yang mengusung supremasi Yahudi.’’

Israel menentang pandangan pihak lain yang menyatakan mereka menerapkan sistem apartheid terhadap Palestina. Kekerasan di Tepi Barat bermunculan dalam 15 bulan terakhir ini. Ditandai dengan intensnya operasi militer, serangan Palestina di jalanan. 

Selain itu, pemukim Yahudi juga melakukan serangan terhadap desa-desa Palestina. Sejak Januari, setidaknya 188 warga Palestina dan 35 orang Israel kehilangan nyawa. Ben-Gvir, anggota kabinet pemerintahan koalisi religius-nasionalis dianggap sosok garis keras. 

Ia mendukung terorisme dan pernyataan-pernyataan anti-Arab. Ia menyatakan, pandangan-pandangannya menjadi lebih moderat sejak bergabung di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tanpa memberikan penjelasan mendetail soal ini. 

Israel mengambil alih Tepi Barat pada perang Timur Tengah tahun 1967. Mereka terus memperluas wilayah pendudukannya dengan membangun permukiman-permukiman ilegal. PBB dan mayoritas negara dunia tak mengakui permukiman Yahudi tersebut. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler