BI Rilis Perkembangan Indikator Nilai Tukar Rupiah
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk stabilitas makro
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah selama periode Senin (21/8/2023) hingga hari ini Jumat (25/8/2023).
"Pada akhir Kamis (24/8/2023) rupiah ditutup pada level (bid) Rp 15.240 per dolar AS. Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik ke 6,54 persen," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan pers, Jakarta, Jumat (25/8/2023).
Indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 103,98. Sedangkan yield obligasi pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun turun ke level 4,237 persen.
Pada Jumat (25/8/2023) pagi, rupiah dibuka pada level (bid) Rp 15.265 per dolar AS. Imbal hasil SBN 10 tahun turun ke 6,5 persen.
Dari sisi aliran modal asing, nonresiden di pasar keuangan domestik membukukan jual neto Rp 4,51 triliun terdiri dari jual neto Rp 2,31 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 2,20 triliun di pasar saham.
Sepanjang 2023, berdasarkan data setelmen hingga 24 Agustus 2023, nonresiden mencatatkan beli neto Rp 85,83 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 0,63 triliun di pasar saham.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata Erwin.