Penyakit Ini Bisa Sebabkan Masalah Rambut, dari Ketombe Hingga Botak

Perubahan yang terjadi pada rambut bisa dipicu oleh suatu penyakit.

www.freepik.com.
Pria mengalami kebotakan rambut (ilustrasi). Beberapa penyakit mengakibatkan perubahan pada rambut, dari ketombe, rontok, hingga kebotakan.
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi banyak orang, rambut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari identitas diri. Selain dapat memengaruhi penampilan, rambut juga bisa memberikan petunjuk mengenai kondisi kesehatan seseorang.

Baca Juga


Kondisi dan tampilan rambut pada dasarnya bisa dipengaruhi oleh beragam faktor. Sebagian di antaranya adalah paparan polusi, asupan gizi, stres, gaya hidup, konsumsi obat tertentu, kebiasaan merokok, penuaan, hingga tata rambut.

Namun terkadang, perubahan yang terjadi pada rambut bisa dipicu oleh suatu penyakit. Berikut ini adalah tiga jenis penyakit yang bisa memicu perubahan pada rambut, seperti dilansir The Sun pada Selasa (5/9/2023):

1. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson merupakan penyakit saraf yang cenderung memburuk seiring berjalannya waktu. Beberapa gejala yang khas dari penyakit Parkinson adalah tremor, kekakuan, serta pergerakan tubuh yang melambat.

Di samping gejala-gejala umum tersebut, penyakit Parkinson juga bisa memunculkan gejala berupa ketombe. Namun berbeda dengan ketombe normal yang berwarna putih, ketombe pada rambut penderita penyakit Parkinson memiliki warna kuning.

Kemunculan ketombe kuning disebabkan oleh dermatitis seboroik, yaitu kondisi di mana area kulit yang memiliki banyak kelenjar keringat seperti kulit kepala menjadi memerah, gatal, sakit, serta pecah-pecah. Menurut Parkinson's UK, orang-orang yang mengidap penyakit Parkinson lebih rentan untuk mengalami dermatitis seboroik.

2. Alopecia

Penyakit autoimun alopecia areata bisa memunculkan spot-spot kebotakan di kepala. Selain mempengaruhi rambut di kepala, kondisi ini juga bisa menyebabkan kebotakan rambut di area tubuh lain seperti janggut, alis, bulu mata, bulu kaki, hingga rambut kemaluan.

Alopecia areata terjadi ketiak sel imun tubuh menyerang folikel rambut. Serangan ini menyebabkan produksi rambut baru pada folikel rambut menjadi terhenti.

Terkadang, spot-spot kebotakan pada kasus alopecia areata bisa kembali ditumbuhi oleh rambut. Namun, tak ada jaminan bahwa spot-spot kebotakan tersebut pasti akan ditumbuhi kembali oleh rambut.  Hingga saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan alopecia areata.

3. Kanker

Kemunculan bercak kemerahan atau keunguan pada kulit kepala dan garis rambut bisa jadi pertanda dari kanker pembuluh darah yang langka bernama angiosarcoma. Selain di kulit kepala, bercak merah atau ungu pada kasus angiosarcoma juga bisa muncul pada berbagai area tubuh lain. Akan tetapi, bercak ini paling sering ditemukan di kulit kepala, kepala, serta leher.

Karena bermula di pembuluh darah, angiosarcoma bisa dengan mudah menyebar ke berbagai organ penting di dalam tubuh. Bila kanker tersebut telah menyebar ke hati atau jantung, penderita kerap merasakan keluhan nyeri yang sangat signifikan.

Penyebab dari angiosarcoma belum diketahui. Meski begitu, penderita angiosarcoma dapat menjalani serangkaian terapi seperti operasi, terapi radiasi, serta kemoterapi. Hanya saja, tingkat harapan hidup pasien angiosarcoma relatif buruk, yaitu 33 persen peluang hidup dalam lima tahun setelah terdiagnosis. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler