5 Sunnah Sholat Istisqa yang Diajarkan Rasulullah SAW, 2 di Antaranya Kerap Terlupakan
Sholat istisqa upaya untuk meminta hujan kepada Allah SWT
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat Istisqa adalah jenis sholat khusus dalam agama Islam yang dilakukan umat Islam untuk meminta hujan dari Allah SWT ketika ada kekeringan atau masa kekeringan yang panjang.
Tujuan utama dari Sholat Istisqa adalah untuk mendapatkan rahmat hujan dari Allah SWT sebagai rezeki (berkah) dan penyejuk bagi tanaman, hewan, dan manusia.
Sholat Istisqa biasanya dilakukan imam dan jamaah umat Islam bersama-sama sebagai tindakan kolektif dalam menghadapi masalah kekeringan.
Ini adalah salah satu cara untuk mengingatkan umat Islam tentang ketergantungan mereka pada Allah SWT dan pentingnya berdoa dalam mengatasi masalah alam.
Selama sholat Istisqa, doa khusus dibaca untuk memohon hujan dari Allah SWT, dan umat Islam berharap Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka dengan mengirimkan hujan yang sangat dibutuhkan.
Terkait tata cara pelaksanaan Sholat Istisqa telah banyak dijelaskan dalam artikel sebelumnya. Namun, berbeda dengan sholat Jumat dan sholat Idul Fithr atau Idul Adha, dalam sholat Istisqa tidak disunnahkan untuk memakai parfum dan perhiasan.
Sebab sholat Istisqa bukan waktu yang tepat untuk itu. Sholat Istisqa adalah sholat keprihatinan hamba-hamba Allah SWT atas cobaan dan azab yang turun. Bahkan tidak disunnahkan untuk datang ke tempat sholat dengan mengendarai kuda atau unta. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
خَرَجَ رَسُول اللَّهِ مُتَوَاضِعًا مُتَبَذِّلاً مُتَخَشِّعًا مُتَضَرِّعًا Artinya, "Rasulullah SAW pergi keluar rumah dengan rendah hati, (berpakaian) dalam keadaan kerendahan hati, penyerahan diri dan memohon."
Lalu, apa saja yang disunahkan ketika melaksanakan sholat Istisqa? Ada cukup banyak hal yang disunahkan ketika mengerjakan sholat Istisqa.
Setidaknya ada lima hal yang disunahkan sebagaimana dijelaskan oleh Pendiri Rumah Fiqih Indonesia (RFI), Ustadz Ahmad Sarwat sebagai berikut:
1. Berjamaah
Sholat Istisqa disunnahkan untuk dilakukan secara berjamaah, minimal ada imam dan makmumnya. Tetapi yang afdhal, sholat ini dilaksanakan dengan mengerahkan semua anggota masyarakat, termasuk para wanita dan anak-anak untuk hadir. Hal ini memberikan isyarat bahwa seluruh hamba Allah SWT telah bersimpuh memohon turunnya hujan
Baca juga: 15 Pengakuan Orientalis Non-Muslim Ini Tegaskan Alquran Murni tak Ada Kesalahan
2. Bersedekah
Dianjurkan juga kepada orang-orang untuk mengeluarkan sedekah, sebelum hari pelaksanaan sholat Istisqa. Mazhab Al-Hanafiyah, Asy-Syafi'iyah, dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa diantara tugas imam adalah memberikan anjuran kepada orang-orang untuk mengeluarkan sedekah
3. Puasa Sunnah
Mazhab As-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah menyatakan bahwa termasuk disunnahkan untuk berpuasa tiga hari sebelum mengikuti sholat Istisqa berjamaah. Sebab puasa itu salah satu kunci agar doa dikabulkan. Dasarnya adalah hadits berikut ini:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : الصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ
"Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak : Orang yang berpuasa hingga berbuka." (QS HR At-Tirmizy)
Maka imam menjadi tugas imam untuk mengajurkan orang-orang berpuasa tiga hari, kemudian para hari keempat mereka melaksanakan sholat Istisqa berjamaah dalam keadaan berpuasa.
Namun ada juga yang memandang bahwa pada hari keempat itu tidak perlu berpuasa, karena dibutuhkan tenaga un
tuk datang ke tempat sholat.
4. Mandi dan bersiwak
Disunnahkan juga bagi jamaah yang akan ikut menghadiri dan menjalankan sholat Istsqa untuk mandi terlebih dahulu sebelumnya, serta membersihkan giginya
Alasannya, karena sholat ini dikerjakan dengan berjamaah, di mana setiap orang akan bertemu dengan banyak orang yang lain. Maka, para ulama menyunnahkan agar para jamaah mandi dan bersiwak terlebih dahulu
5. Membawa hewan ternak
Disunnahkan bahwa pada saat melaksanakan sholat Istisqa kepada jamaah untuk membawa serta ternak dan hewan peliharaan mereka ke lapangan tempat dilaksanakannya sholat itu. Dasarnya adalah hadits berikut ini :
لَوْلاَ عِبَادٌ لِلَّهِ ركَّعٌ وَصِبْيَانٌ رُضَّعٌ وَبَهَائِمُ رُتَّعٌ لَصُبَّ عَلَيْكُمْ الْعَذَابُ صَبًّا ثثُمَّ رُصَّ رَصًّا
Artinya: "Seandainya bukan karean hamba-hamba yang ruku, bayi-bayi yang menyusu, dan ternak yang dan binatang-binatang yang sama mencari makanan, maka dituangkan atas kamu sekalian siksaan, benar-benar dituangkan." (HR At-Thabarani dan Al-Baihaqi)
أَنَّ سُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ خَرَجَ بِالنَّاسِ يَسْتَسْقِي فَإِذَا هُوَ بِنَمْلَةٍ رَافِعَةٍ بَععْضَ قَوَائِمِهِمَا إِلَى السَّمَاءِ . فَقَال : ارْجِعُوا فَقَدِ اسْتُجِيبَ لَكُمْ مِنْ أَجْل هَذِهِ النَّمْلَةِ
Baca juga: 14 Keistimewaan Alquran yang Tak Terbantahkan Sepanjang Masa
Artinya, "Bahwa Nabi Sulaiman alaihissalam keluar bersama orang-orang untuk melakukan Istisqa. Tiba-tiba ada seekor semut yang mengangkat kaki-kakinya ke langit. Maka Sulaiman berkata, 'Mari kita pulang, sebab permintaan kita sudah diterima lantaran semut ini'." (HR At-Thabarani dan Al-Baihaqi).
"Namun ada juga yang berpendapat bahwa hal itu bukan bagian dari sunnah. Alasannya karena Rasulullah SAW dahulu tidak melakukannya," jelas Ustadz Sarwat.