Begini Nasib Editor yang Kena PHK Gara-Gara Teknologi AI
Perusahaan media itu memutuskan untuk memakai AI untuk menerjemahkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kekhawatiran banyak orang terhadap kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mengancam lapangan kerja ternyata telah terbukti. Seorang penulis dan editor di sebuah blog teknologi yang telah beroperasi sejak 2002, Gizmodo, mengungkapkan pengalamannya dipecat setelah perusahaan media tersebut memutuskan untuk mengadopsi alat kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan tugas penerjemahan.
Dilansir India Today pada Senin (11/9/2023), perubahan ini berdampak terhadap pemecatan beberapa staf yang bekerja di situs berbahasa Spanyol, Gizmodo en Español, yang digantikan oleh AI dalam tugas penerjemahan. Kini, ketika mengunjungi situs berbahasa Spanyol, pengguna akan menemukan pesan di artikel yang menyatakan bahwa konten tersebut telah diterjemahkan secara otomatis dari materi aslinya. Untuk versi asli, pengguna diminta untuk mengeklik tautan terkait.
Salah satu karyawan yang terkena dampak, Matas S. Zavia, telah mengungkapkan rasa frustrasinya melalui media sosial X (sebelumnya Twitter) dan menggambarkan perubahan tersebut sebagai pergeseran Gizmodo menjadi penerbit terjemahan mandiri, yang berarti AI telah menggantikan perannya.
Keputusan Gizmodo ini telah memicu perdebatan luas tentang dampak penggunaan AI terhadap pekerjaan. Namun, Zavia belum memberikan tanggapan terhadap permintaan wawancara.
Di balik layar, pimpinan Gizmodo menjelaskan bahwa mereka memulai penggunaan layanan terjemahan tingkat lanjut yang dikelola oleh AI untuk menerjemahkan artikel berbahasa Inggris ke bahasa Spanyol. Mereka melihat ini sebagai langkah awal untuk menciptakan versi artikel mereka dalam berbagai bahasa, dengan harapan mendatangkan pembaca baru. Meski begitu, mereka telah melakukan perubahan penting dengan tidak lagi mencantumkan nama penulis manusia pada artikel terjemahan.
Kelompok yang mewakili para pekerja Gizmodo, GMG Union, juga mengeluarkan kritik terhadap penggunaan AI ini. Mereka mencela Gizmodo karena menggantikan jurnalis berpengalaman dengan AI, sambil menyoroti bahwa artikel yang diterjemahkan sering kali kurang berkualitas karena tidak adanya campur tangan penyuntingan manusia.
Kehilangan pekerjaan karena penggunaan AI bukanlah fenomena baru, dan banyak perusahaan telah mengadopsi teknologi ini untuk efisiensi dan penghematan biaya. Beberapa pemimpin perusahaan, bahkan telah mengungkapkan rencana untuk menggantikan pekerja manusia dengan mesin.
Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan penggunaan AI tidak selalu terjamin, dan beberapa perusahaan telah menghadapi masalah karena kurangnya pengawasan manusia yang memadai dalam mengimplementasikannya. Tantangan yang harus diatasi adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara memanfaatkan AI dan memastikan bahwa pekerja manusia tidak terancam kehilangan pekerjaan akibatnya.