Dolar AS Perkasa, Harga Emas Jatuh

Penguatan dolar AS memberikan tekanan terhadap logam mulia.

Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi emas batangan.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas jatuh ke level terendah dalam tiga minggu pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu (13/9/2023) pagi WIB, menghentikan kenaikan dua sesi berturut-turut. Ini karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan terhadap logam mulia ketika para pedagang menunggu data inflasi AS terbaru.

Baca Juga


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, merosot 12,10 dolar AS atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 1.935,10 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.947,50 dolar AS dan terendah di 1.929,90 dolar AS.

Emas berjangka bertambah 4,50 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.947,20 dolar AS pada Senin (11/9), setelah terdongkrak 20 sen atau 0,01 persen menjadi 1.942,70 dolar AS pada Jumat (8/9), dan menyusut 1,70 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.942,50 dolar AS pada Kamis (7/9).

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,2 persen menjadi 104,72 pada perdagangan Selasa (12/9). Sejak mencatat level terendah tahun ini pada 13 Juli, indeks dolar AS telah naik lebih dari 4,0 persen, menurut data FactSet.

Penguatan dolar, "hambatan bagi emas, terus berlanjut dengan hanya beberapa kemunduran kecil di sepanjang perjalanannya," Michael Armbruster, Managing Partner di Altavest, mengatakan kepada MarketWatch. "Yang lebih penting, imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang terus mengalami tren lebih tinggi."

“Kami menyukai emas dalam jangka panjang, namun dua hambatan ini membatasi harga emas untuk saat ini,” katanya.

Prospek kenaikan suku bunga lagi dari Federal Reserve pada pertemuan November juga melemahkan harga emas. Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS untuk Agustus, yang merupakan ukuran utama inflasi, yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Prospek inflasi dan suku bunga AS tetap tinggi, menunjukkan adanya tekanan yang lebih besar terhadap harga emas dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, Federasi Bisnis Independen Nasional mengatakan pada Selasa (12/9/2023) bahwa indeks optimisme usaha kecil turun menjadi 91,3 pada Agustus dari 91,9 pada Juli, menjaganya jauh di bawah rata-rata indeks selama 49 tahun yaitu 98 selama 20 bulan berturut-turut.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember menguat 1,90 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 23,402 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 10,50 dolar AS atau 1,16 persen, menjadi menetap pada 912,80 dolar AS per ounce.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler