Detik-Detik Umar Bin Khattab Masuk Islam dan Ayat Alquran yang Membuat Hatinya Luluh
Rasulullah SAW mendoakan Umar bin Khattab masuk Islam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Umar bin Khattab termasuk orang-orang yang lebih awal masuk Islam. Umar memeluk Islam di Makkah Al-Mukarramah setelah 51 pria dan wanita yang terlebih dulu memeluk Islam.
Umar bin Khattab merupakan salah satu dari sahabat yang ikut dalam Bai’at al-Ridwan. Dia dikenal dengan gelar Al-Farouq karena dia membedakan antara yang hak dan batil.
Dia menjadi salah satu satu sahabat yang dijanjikan kepadanya Surga. Umar juga mengambil alih kekhalifahan setelah Abu Bakar wafat. Lantas bagaimana detik-detik Umar bin Khattab memeluk Islam?
Sebelum memeluk Islam, dia sering menentang Nabi Muhammad SAW dan mengganggu kaum Muslimin.
Orang-orang kafir Quraisy pernah menugaskannya untuk membunuh Rasulullah SAW. “Aku siap melakukannya!” ujar Umar.
Sambil menghunuskan pedang, Umar melangkah menuju kediaman Rasulullah SAW. Dalam perjalanan ia berpapasan dengan salah seorang dari Kabilah Zuhrah, Sa’ad bin Abi Waqqas RA, yang mengingatkan jika dia membunuh Nabi Muhammad SAW, maka Bani Hasyim, Bani Zuhrah, dan Bani Abdi Manaf tidak akan berdiam diri.
Mendengar ancaman seperti itu, Umar balik megancam. ‘’Tampaknya kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika begitu, aku akan membunuhmu lebih dahulu!”
“Ya, aku memang telah masuk Islam,” sahut Sa’ad. Umar pun segera mencabut pedangnya. Namun, Sa’ad segera berkata: “Lebih baik engkau urus keluargamu dulu, saudara perempuanmu dan suaminya juga telah memeluk agama Islam.”
Dengan marah Umar pergi menuju rumah saudara perempuannya. Umar mengetuk-ketuk pintu sambil berteriak. Mendengar suara Umar, Khabbab RA segera bersembunyi. Karena tergesa-gesa, mushaf-mushaf Alquran yang sedang mereka baca itu tertinggal.
Begitu pintu dibukakan, Umar langsung memukul wajah saudara perempuannya itu sambil berkata, “Pengkhianatan! Kamu sudah meninggalkan agama nenek moyangmu!” ”Wahai Umar! Kami dipukul hanya karena memeluk agama Islam. Terserah padamu, kamu mau melakukan apa saja terhadap kami,’’ kata saudara perempuannya sambil menangis.
Ketika kemarahannya mulai mereda, Umar merasa malu dengan perbuatannya. Tiba-tiba dia melihat mushaf-mushaf Alquran yang tercecer. “Bagus, sekarang katakan , apa lembaran-lembaran ini.” “Kamu tidak suci, dan orang yang tidak suci tidak boleh menyentuh lembaran-lembaran ini,” jawab saudara perempuannya.
Baca juga: 5 Fakta Ini Jelaskan Mengapa Bangsa Romawi Diabadikan dalam Alquran
Pada mulanya Umar belum siap untuk bersuci, namun akhirnya dia bersedia untuk mandi dan berwudhu, kemudian membaca mushaf-mushaf Alquran itu. Yang dibacanya adalah surat Thaha. Umar membaca surat itu dari awal hingga akhir, pandangannya berubah ketika dia sampai pada ayat berikut :
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
“Akulah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Aku. Maka sembahlah Aku dan dirinya shalat untuk mengingat-Ku.”(QS Thaha [20]: 14)
Baca juga: Bersyahadat tanpa Paksaan, Mualaf Julianne Froyseth: Islam Agama yang Rasional
“ Baiklah,’’ kata Umar, ‘’sekarang antarkan aku menemui Muhammad.” Mendengar kata-kata Umar itu, Khabbab RA segera keluar dari persembunyiannya sambil berkata, “Wahai Umar, ada kabar gembira untukmu. Tadi malam Rasulullah berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar atau dengan Abu Jahal. Terserah kepada Engkau,siapa yang Engkau kehendaki’. Sepertinya Allah telah memilihmu untuk memenuhi permintaan Nabi.”
Setelah peristiwa itu, Umar segera dipertemukan dengan Rasulullah SAW. Saat itu juga, pada Jumat shubuh, Umar memeluk Islam.