Alat Mata-Mata Israel, Pegasus Targetkan Jurnalis Terkemuka Rusia
Secara personal, Timchenko meyakini Rusia di balik peretasan ini.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Telepon jurnalis terkemuka Rusia dipasangi perangkat mata-mata Israel. Peristiwa ini menjadi indikasi terbaru bahwa perangkat peretas telepon digunakan untuk memata-matai pekerja media dan tokoh oposisi di seluruh dunia.
Investigasi gabungan yang dilakukan organisasi pemantau internet Kanada, Citizen Lab kelompok pembela hak-hak digital, Access Now menemukan telepon milik jurnalis terkemuka Rusia Galina Timchenko dipasangi perangkat mata-mata buatan perusahaan Israel, NSO Group.
‘’Perangkat tersebut mulai dipasang sekitar 10 Februari 2023,’’ ungkap hasil investigasi gabungan tersebut, Rabu (13/9/2023). Namun mereka tak mengungkapkan pelakunya tetapi terungkap Timchenko diretas dengan menggunakan produk NSO yaitu Pegasus.
Menurut Guardian, sekali telepon terinfeksi Pegasus, operator perangkat lunak itu mampu mengendalikan seluruh telepon. Termasuk akses foto, aplikasi terenkripsi, dan mikropon yang memungkinkan pengguna menjadikan teleponnya sebagai alat untuk mendengar.
Timchenko merupakan salah satu pendiri dan penerbit media independen Rusia, Meduza. Saat peretasan terhadap teleponnya terjadi, dia sedang berada di Berlin, Jerman. Ini terjadi sebelum pertemuan media independen arus utama Rusia di pengasingan.
Peserta pertemuan di Berlin itu termasuk Timchenko, yang tema bahasannya di antaranya mengeai tekanan yang mereka hadapi dan merespons tekanan tersebut. Acara ini, menurut Timchenko, diorganisasi sebuah lembaga Rusia bernama Redkollegiya.
‘’Melalui saya, mereka bisa menguping pertemuan itu,’’ kata Timchenko kepada Guardian, Rabu. Timchenko menyatakan perasaannya atas peretasan terhadap teleponnya,’’Saya seakan menari telanjang di alun-alun kota.’’ Ini tertuang dalam artikel yang dimuat Meduza, Rabu.
Secara personal, ia meyakini Rusia berada di balik peretasan dengan menggunakan Pegasus terhadap telepon genggam miliknya. Sebelum ini, jelas dia, semua serangan berasal dari Rusia. Ia mendapatkan serangan berbeda, semua dari Rusia.
Namun, Citizen Lab dan Access Now, menyatakan Rusia tak mungkin merupakan klien NSO Group. Mereka menekankan pula belum melihat pertanda dari penelitian yang mereka lakukan bahwa Moskow berada di balik serangan siber ini.
Kelompok pembela hak media, Committee to Protect Journalists mengecam dugaan pengawasan melalui perangkat mata-mata Israel itu terhadap jurnalis. ‘’Jurnalis dan narsumber menjadi tak bebas dan taka man jika mereka dimata-matai,’’ demikian pernyataan mereka.
Dalam sebuah surat elektronik, NSO menyatakan pihaknya selalu menginvestigasi mengenai tuduhan penyalahgunaan produk mereka. Namun, NSO tak menyatakan apakah investigasi terkaiu kasus ini sudah diungkapkan atau belum.
Penelitik, anggota parlemen, dan jurnalis berulangkali menuding NSO membantu pemerintahan negara mamata-matai oposisi politik dan mereka yang melakukan reportase independen. Pada 2021, NSO masuk daftar hitam Pemerintah AS terkait masalah HAM.
NSO hanya menjual Pegasus ke lembaga pemerintah. Mereka dikenal menjual produknya itu ke sejumlah negara Eropa termasuk ke polisi Jerman. Selain itu, ke negara-negara di Timur Tengah dan Afrika.