Limpahan Keteladanan Nabi Muhammad, Ciptaan Terbaik di Seluruh Alam

Umat Islam banggakan warisan kemanusiaan Nabi Muhammad SAW.

Republika/Thoudy Badai
Pawai Maulid Nabi Muhammad SAW.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang dikirim Allah SWT ke dunia. Meski telah lama meninggalkan umat-Nya, sosoknya tetap menjadi contoh akan warisan kemanusiaan dan keseteraan.

Baca Juga


Umat Muslim di Iran dan negara-negara lain di seluruh dunia banyak menggelar kegiatan, untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Tahun ini, perayaan Maulid Nabi akan dilakukan pada 28 September bertepatan dengan 12 Rabiul Awal.

Nabi Muhammad SAW diketahui lahir di tengah masyarakat yang dilanda kekerasan, kebodohan, dan diskriminasi seksual dan sosial. Ia dipandang sebagai penyelamat, yang menjadi mercusuar harapan bagi mereka yang tertindas oleh penguasa.

Rasulullah SAW pun terus memenangkan hati umat Islam dari berbagai generasi, yang mengingatnya sebagai sosok yang penuh dengan belas kasih. Meski berduka atas kematiannya dan hilangnya sosok tersebut di dunia, warisan kemanusiaan dan kesetaraannya tetap dirayakan.

Dilansir di MEHR, Kamis (14/9/2023), Nabi Muhammad wafat pada usia 63 tahun di Madinah, Arab Saudi. Tahun ini, peringatan kematiannya jatuh pada tanggal 14 September, karena kalender Islam didasarkan pada bulan lunar.

Nabi Muhammad SAW lahir sekitar tahun 570 M di Makkah. Ayahnya meninggal sebelum lahir dan dibesarkan terlebih dahulu oleh sang kakek, kemudian oleh pamannya.

Beliau berasal dari keluarga miskin tetapi terhormat, yang merupakan anggota suku Quraisy. Keluarganya aktif dalam kegiatan politik dan perdagangan Makkah.

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad mendapatkan reputasi sebagai orang yang jujur dan tulus, sehingga mendapat julukan “al-Amin”, yang berarti setia atau dapat dipercaya.

Usai menerima wahyu pertama, Rasulullah mulai mengumpulkan sejumlah kecil pengikut, yang awalnya tidak menemui perlawanan. Kebanyakan orang di Makkah mengabaikannya atau mengejeknya hanya sebagai nabi biasa.

Namun, ketika pesannya mengutuk penyembahan berhala dan politeisme, banyak pemimpin suku Makkah mulai melihat Muhammad dan pesannya sebagai ancaman.

Selain bertentangan dengan keyakinan lama, kutukan terhadap penyembahan berhala mempunyai konsekuensi ekonomi bagi para pedagang, yang melayani ribuan jamaah yang datang ke Makkah setiap tahun. Hal ini khususnya berlaku bagi anggota suku Muhammad sendiri, Quraisy, yang merupakan penjaga Ka'bah.

Merasakan adanya ancaman, para pedagang dan pemimpin Makkah menawarkan Muhammad insentif untuk meninggalkan dakwahnya, tapi dia menolak.

Perlawanan terhadap Muhammad SAW dan para pengikutnya semakin meningkat dan akhirnya terpaksa pindah dari Makkah ke Madinah, sebuah kota 260 mil ke utara pada tahun 622. Peristiwa ini menandai dimulainya kalender Islam.

Di kota baru ini, Nabi Muhammad SAW berperan penting dalam mengakhiri perang saudara yang berkecamuk di antara beberapa suku di kota tersebut. Ia pun memilih untuk menetap di Madinah, membangun komunitas Muslimnya dan secara bertahap mengumpulkan penerimaan dan lebih banyak pengikut.

Saat ini, Islam menjadi agama besar dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pew Research Center yang berbasis di AS memperkirakan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia pada tahun 2075.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler