Pupuk Kujang Dorong Petani Nanas di Subang Naik Kelas
Pusat edukasi nanas melengkapi program pemberdayaan di Kampung Nanasku.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kujang Cikampek melalui Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) membantu petani mendirikan pusat edukasi nanas di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pusat edukasi itu diproyeksikan bisa menjadi salah satu tempat untuk mempelajari seluk beluk buah nanas di seluruh Indonesia.
Agung Gustiawan, VP TJSL Pupuk Kujang menuturkan, pusat edukasi tersebut akan dinamakan Pusat Pembelajaran Nanas Nusantara (PUSPANARA). Pusat edukasi tersebut tak lepas dari nilai sejarah nanas yang mengakar kuat di masyarakat Subang.
“Melihat potensi tersebut, sesuai dengan instruksi Menteri BUMN, Erick Thohir, Pupuk Kujang mengembangkan berbagai program TJSL di sana. Apalagi, nanas merupakan komoditas yang punya nilai sejarah kuat bagi masyarakat Subang,” ujar Agung lewat siaran persnya, Kamis (14/9/2023).
Agung menuturkan, pusat edukasi nanas tersebut akan melengkapi sejumlah program pemberdayaan yang telah dilaksanakan di Kampung NanasKu, Desa Sarireja sejak tahun 2019. Berbagai program pemberdayaan tersebut membuat petani nanas di Sarireja telah naik kelas.
Hasil kajian para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM), berdasarkan metode Social Return of Investment (SRoI), Kampung NanasKu mendapat nilai 6,094. Adapun nilai investasi yang dikeluarkan mencapai Rp 229 juta dan telah menghasilkan nilai perubahan sebesar Rp 1,82 miliar.
Hasil program juga diukur dengan kajian Indeks Kepuasan Masyarakat. Program ini mendapatkan kepuasan yang baik dari masyarakat penerima program dengan nilai indeks 3,25.
Setelah berbagai program itu dilakukan, terjadi perubahan pada petani nanas di Sarireja. Secara umum, petani binaan bisa menghasilkan nanas yang lebih berkualitas. Jika sebelumnya nanas hanya dijual di kios pinggir jalan raya Subang, saat ini nanas produksi petani Sarireja bisa masuk standar pasar modern bahkan diminati pasar luar negeri.
Hal itu tak lepas dari kokohnya pondasi program tersebut. Program ini diawali dengan penguatan kualitas nanas. Jika dulu rata-rata kadar kemanisan nanas Sarireja di bawah 15 brix, setelah pendampingan budidaya, petani juga bisa menghasilkan nanas dengan kadar manis yang tinggi, di atas 15 brix. Alhasil, nanas Sarireja bisa memenuhi standar pasar modern dan bisa masuk ke supermarket.
“Setelah didampingi Pupuk Kujang, para petani binaan pun bisa membuat produk turunan lainnya, mulai dari keripik, sirup, wajit hingga pupuk organik dari nanas busuk. Bahkan petani sedang didampingi untuk membuat kain dari daun nanas dan silase atau pakan ternak,” kata Agung.