Waktu dan Macam-Macam Shalawat kepada Nabi Muhammad 

Dianjurkan untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat.

Dok Republika
Dianjurkan untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat. Foto: Nabi Muhammad (ilustrasi)
Rep: Rossi Handayani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muslim disyariatkan untuk memberikan shalawat kepada Nabi yang Mulia, Muhammad Shallallahualaihi Wasallam. Shalawat dapat diucapkan sebanyak-banyaknya tanpa terikat waktu dan tempat, namun yang ditekankan untuk bershalawat kepada beliau ﷺ pada Hari Jumat dan ketika nama Nabi Muhammad ﷺ disebutkan.

Baca Juga


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS Al-Ahzab ayat 56).

Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

Barangsiapa memohonkan shalawat atasku sekali, Allah bershalawat atasnya 10 kali (HR Muslim, no 408, dari Abu Hurairah).

Di samping itu, disebutkan bahwa orang yang pelit yakni seseorang yang tidak mengucapkan shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Dari ‘Ali bin Abi Tholib, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

الْبَخِيلُ الَّذِى مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ

“Orang yang disebut pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku.” (HR Tirmidzi no 3546. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Waktu yang disyariatkan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahualaihi Wasallam di antaranya ketika, 

1. Bershalawat saat nama Nabi Muhammad ﷺ disebut, didengar, dan ditulis, Rasulullah Shallallahu‘alaihi Wasallam bersabda:

((رَغَمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ))

“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku” (HR Tirmidzi dan Hakim).

2. Pada hari Jumat umat Islam disyariatkan untuk memperbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Aus bin Aus meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda,

من أفضلِ أيَّامِكُم يومَ الجمعةِ فيهِ خُلِقَ آدمُ وفيهِ قُبِضَ وفيهِ النَّفخةُ وفيهِ الصَّعقةُ فأكْثِروا عليَّ منَ الصَّلاةِ فيهِ فإنَّ صلاتَكُم معروضةٌ عليَّ قالوا يا رسولَ اللَّهِ وَكَيفَ تُعرَضُ صلاتُنا عليكَ وقد أرمتَ - يعنيَ بليتَ - قالَ إنَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ حرَّمَ علَى الأرضِ أن تأكل أجسادَ الأنبياءِ

Di antara hari-hari yang utama bagi kalian adalah hari Jum'at. Pada hari itu, Adam diciptakan dan diwafatkan. Pada hari itu pula akan terjadi tiupan yang pertama dan kedua. Karena itu, perbanyaklah shalawat atasku pada hari itu. Sesungguhnya shalawat kalian atasku akan diperlihatkan kepadaku. Para sahabat bertanya, "Bagaimana mungkin, wahai Rasulullah, sedangkan engkau telah tiada?" Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas bumi untuk memakan jasad para nabi." (Hadits shahih riwayat Ibnu Majah Al-Jana'iz 1/524, Abu Dawud, dalam As-Shalah III/370, ia mendiamkannya. Imam Ahmad, dalam Ak-Fathur Rabbaniy VI/9, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dalam Al-Jumu 'ah1/278, dan disepakati Oleh Adz-Dzahabiy)

3. Bershalawat ketika berdoa

 

Fudhalah bin ‘Ubaid berkata,

سَمِعَ‭ ‬النَّبِىُّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬رَجُلاً‭ ‬يَدْعُو‭ ‬فِى‭ ‬صَلاَتِهِ‭ ‬فَلَمْ‭ ‬يُصَلِّ‭ ‬عَلَى‭ ‬النَّبِىِّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬فَقَالَ‭ ‬النَّبِىُّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬ا‭ ‬عَجِلَ‭ ‬هَذَا‭ ‬ب‭. ‬ثُمَّ‭ ‬دَعَاهُ‭ ‬فَقَالَ‭ ‬لَهُ‭ ‬أَوْ‭ ‬لِغَيْرِهِ‭ ‬ا‭ ‬إِذَا‭ ‬صَلَّى‭ ‬أَحَدُكُمْ‭ ‬فَلْيَبْدَأْ‭ ‬بِتَحْمِيدِ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬وَالثَّنَاءِ‭ ‬عَلَيْهِ‭ ‬ثُمَّ‭ ‬لِيُصَلِّ‭ ‬عَلَى‭ ‬النَّبِىِّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬ثُمَّ‭ ‬لِيَدْعُ‭ ‬بَعْدُ‭ ‬بِمَا‭ ‬شَاءَ‭ ‬ب‭.‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan pada lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi no. 3477 dan Abu Daud no. 1481. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir menilai sanad hadits tersebut hasan).

 

 

Adapun ucapan shalawat yang paling pendek adalah "Allahumma shalli ala Muhammad". Selanjutnya ada bacaan lainnya di antaranya, 

1. Dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ

Allahumma shalli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi. (Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi)” (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no 60).

2. Dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,

“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahui bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu, bagaimana kami bershalawat padamu?” Nabi SAW bersabda, “Ucapkanlah,

اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid” (Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia] (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 56).

3. Berkenaan dengan lafaz shalawat atas Nabi ﷺ, Abu Mas'ud Al-Anshariy meriwayatkan, “Ketika kami sedang bermajlis dengan Sa'ad bin Ubadah, Rasulullah datang. Basyir bin Sa'da bertanya, "Allah memerintahkan kami untuk bershalawat atasmu, wahai Rasulullah. Bagaimanakah kami melakukannya?" 

Rasulullah ﷺ diam untuk beberapa saat. Sampai-sampai kami berpikir, alangkah baiknya jika Basyir tidak menanyakan hal itu kepada beliau, lalu Rasulullah ﷺ: bersabda, "Bacalah:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ , وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ , كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ , وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ , وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ , كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي اَلْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA SHOLLAITA ‘ALAA AALI IBROOHIIMA WABAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA AALI IBROOHIIMA FIL’AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID.”

“Ya Allah, Berilah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat atas keluarga Ibrahim. Juga berkatilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Di seluruh alam se-mesta, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia” (HR Muslim dalam As Shalah IV/123).

"Adapun lafal salam adalah seperti yang telah kalian ketahui." 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler