Mengenal Gerakan Khalistan yang Membuat India-Kanada Saling Usir Diplomat

India menuduh pendukung Khalistan di Kanada melakukan vandalisme pada kuil hindu.

Willy Kurniawan/Pool Photo via AP
Perdana Menteri India Narendra Modi
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Ketegangan hubungan diplomatik Kanada-India mencapai puncaknya. Keduanya mengusir diplomat, langkah yang lebih dulu dilakukan Kanada menyusul tuduhan bahwa India terlibat dalam pembunuhan pimpinan Sikh di tanah Kanada. 

Baca Juga


Pusat perseteruan India-Kanada berkisar pada gerakan kemerdekaan Sikh, yang dikenal dengan gerakan Khalistan. India berulang kali menuding Kanada mendukung gerakan ini. Di India gerakan tersebut dilarang dan dianggap sebagai separatisme. 

Pada Senin (18/9/2023), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di parlemen menjelaskan mengenai apa yang ia sebut tuduhan kredibel bahwa India mempunyai kaitan dengan pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, pimpinan Sikh Kanada, Juni lalu. 

India menolak tuduhan terlibat dalam pembunuhan Nijjar dan menyatakan Kanada berusaha mengalihkan fokus dari dukungan aktivis Khalistan di sana. Sebenarnya, apa yang disebut dengan gerakan Khalistan tersebut?

Gerakan kemerdekaan Sikh ini menjelma menjadi perlawanan bersenjata yang mengguncang India pada 1970 dan 1980an. Ini berpusat di Negara Bagian Punjab utara. Di sana, Sikh merupakan mayoritas meski secara total hanya 1,7 persen dari populasi India. 

Perlawanan ini berlangsung lebih dari satu dekade dan ditekan Pemerintah India, ribuan orang tewas termasuk para pemimpin terkemuka Sikh. Ratusan pemuda Sikh juga kehilangan nyawa selama operasi yang dilakukan polisi. Banyak juga yang dipenjarakan. 

Pada 1984, pasukan India menyerbu Golden Temple, kuil tersuci Sikh di  Amritsar untuk membersihkan separatis yang mengungsi di sana. Menurut para pejabat India, operasi ini menyebabkan 400 orang tewas tetapi Sikh mengeklaim jumlahnya ribuan. 

Pemimpin militan Sikh, Jarnail Singh Bhindranwale termasuk yang tewas dalam peristiwa ini. India menyebut Bhindarwale memimpin pemberontakan bersenjata. Pada 31 Oktober 1984, PM Indira Gandhi yang memerintahkan penyerbuan dibunuh dua pengawalnya yang Sikh.

Kematian Gandhi memicu serangkaian kerusuhan anti-Sikh. Warga Hindu mendatangi dari rumah ke rumah di seluruh India bagian utara, khususnya New Delhi, menarik mereka dari rumahnya menyebabkan banyak kematian. 

 

Apakah gerakan Khalistan ini masih aktif? Saat ini tak ada pemberontakan yang terjadi di Punjab. Namun, gerakan ini masih ada pendukungnya di negara bagian tersebut, termasuk para diaspora Sikh di luar India. 

Pemerintah India dalam beberapa tahun terakhirnya mengingatkan, separatis Sikh berupaya untuk kembali. Pemerintahan PM Narendra Modi pun intensif menangani separatis Sikh dan menangkap puluhan pemimpinnya yang memiliki kaitan dengan gerakan ini. 

Ketika para pertain berkemah di pinggiran New Delhi memprotes undang-undang pertanian yang kontroversial pada 2020, pemerintahan Modi semula mencoba mendiskreditkan peserta aksi yang merupakan Sikh dengan menyebutnya “Khalistani.” 

Namun, dengan beragam tekanan, akhirnya Modi mencabut undang-undang tersebut. Awal tahun ini, polisi India menangkap pemimpin separatis yang membangkitkan kembali gerakan Khalistan dan dikhawatirkan memicu kekerasan di Punjab. 

Lalu, seberapa kuat gerakan ini di luar India. Terkait hal ini, India meminta negara-negara seperti Kanada, Australia, dan Inggris untuk menempuh jalur hukum terhadap aktivis Sikh. Modi juga secara personal membahas isu ini dengan pemimpin tiga negara itu. 

Khususnya, dengan Kanada yang memiliki hampir dua persen Sikh dari total populasi warga Kanada. India menuduh pendukung Khalistan di Kanada melakukan vandalisme pada kuil-kuil hindu dengan grafiti anti-India. 

Mereka juga menyerang kantor Komisi Tinggi India di Ottawa saat aksi unjuk rasa pada Maret lalu. Tahun lalu, Paramjit Singh Panjwar, seorang pemimpin Sikh dan kepala Komando Pasukan Khalistan ditembak mati di Pakistan. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler