Cegah Kebakaran di Kawasan Gunung Bromo, BB TNBTS Tingkatkan Pengawasan
Area yang sulit dipadamkan mengarah ke puncak Gunung Watangan.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) bertekad untuk meningkatkan pengawasan di kawasan wisata Gunung Bromo. Langkah ini bertujuan guna mencegah kebakaran pada masa mendatang.
Kepala BB TNBTS, Hendro Wijanarko, mengatakan pihaknya sebenarnya telah menyampaikan segala peraturan dan larangan di situs Booking Online BB TNBTS. "Sebetulnya untuk kita imbau pengunjung ini tidak hanya nge-klik saja saat beli e-ticket, tetapi harus memahami apa yang diklik," kata Hendro saat ditemui wartawan di Bukit Teletubbies, kawasan wisata Gunung Bromo, Kamis (21/9/2023).
Berdasarkan keterangan yang tertera di situs tersebut, pengunjung dapat melihat hal-hal apa yang harus dipatuhi. Satu di antaranya larangan membawa cat guna mencegah vandalisme. Pengunjung juga dilarang membawa barang apapun yang dapat menimbulkan kebakaran.
Selain itu, papan informasi imbauan juga sebenarnya sudah tersebar di sepanjang jalan dari Coban Trisula. Papan itu sangat menekankan agar pengunjung dapat bersikap hati-hati selama di kawasan wisata Gunung Bromo. "Jadi lebih ke arah kita meminta kesadaran dan memahami syarat pengunjung dalam memasuki TNBTS saat sedang memproses e-ticket," ucapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga telah mengintensifkan patroli sejak awal musim kemarau. Selama masa tersebut terdapat kebakaran yang mampu dipadamkan dengan cepat. Namun pada kasus terakhir, pemadaman kebakaran berlangsung agak lama karena terkendala topografi.
Untuk diketahui, kebakaran yang terjadi pada 6 September lalu menyebar ke beberapa arah, seperti barat, timur, dan utaranya Bukit Teletubbies. Kebakaran di area barat dapat langsung dipadamkan pada malam harinya.
Begitu juga, api yang menyebar ke area timur mampu dipadamkan dalam waktu dua hari setelah kejadian. Area yang sulit justru terjadi pada arah utara atau atas Bukit Teletubbies. Topografi yang berbentuk puncak membuat petugas kesulitan memadamkan api di area tersebut.
Menurut Hendro, area yang sulit dipadamkan tersebut mengarah ke puncak Gunung Watangan. Karena sulit dan faktor angin kencang, api pun terus merambat ke arah barat dan timur sampai ke Keciri dan Pentongan. "Dan itu baru berhasil dipadamkan 14 September lalu," ungkapnya.
Hendro memastikan pihaknya sudah melakukan pengawasan dan mitigasi secara optimal. Namun, pada kasus kebakaran akibat prewedding tersebut memang terkendala topografi. Sebab itu, pemadaman apinya agak sulit hingga akhirnya menyebar ke beberapa area akibat cuaca dan angin kencang.