Kisah Sakaratul Maut Nabi Ibrahim yang Paling Ringan, tapi Terasa Sakit Sekali

Berikut ini adalah kisah sakaratul maut para nabi dan rasul.

Antara/Ahmad Subaidi
Ilustrasi kematian.
Rep: Andrian Saputra Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia akan merasakan seperti apa sakitnya ketika roh dicabut dari jasad atau sakaratul maut. Saat itu tak ada yang satupun orang yang dapat menolong. Sedang orang yang sakaratul maut merasakan kesakitan yang luar biasa sakitnya.

Baca Juga


Tak ada rasa sakit melebihi sakitnya ketika sakaratul maut. Bahkan para nabi dan para rasul pun merasakan perih dan sakitnya sakaratul maut. Dalam kitab at Tadzkirah , Imam Qurthubi menukil sejumlah riwayat yang menjelaskan tentang rasa sakit sakaratul maut yang juga dirasakan para nabi dan para rasul.

Misalnya saja nabi Ibrahim ketika ditanya Allah SWT tentang rasa sakit dicabutnya roh mengatakan bahwa rasanya seperti kain basah yang disetrika. 

وذكر المحاسبي في الرعاية : أن الله سبحانه قال لإبراهيم عليه السلام : يا خليلي كيف وجدت الموت؟ قال : كسفود محمي جعل في صوف رطب ثم جذب، قال : أما إنا قد هونا عليك 

Artinya: Al Muhasibi menyebutkan dalam kitab ar Ri'ayah: bahwa Allah SWT berkata kepada nabi Ibrahim Alaihissalam: "Wahai kekasihKu, bagaimana kamu merasakan mati? 

Nabi Ibrahim menjawab: "Kematian bagiku seperti seterika yang sangat panas, yang digosokkan pada kain wol yang basah (sehingga kain wol tersebut kering seketika). Allah kemudian berkata: Sesungguhnya Kami telah memudahkan kematianmu.

Begitupun nabi Musa Alaihisalam yang merasakan sakitnya ketika dicabut nyawa seperti burung yang dipanggang hidup-hidup. Diceritakan bahwa ruh nabi Musa sampai kepada Allah, maka Allah berkata kepadanya, (roh nabi Musa). Wahai Musa bagaimana kamu merasakan mati? Roh nabi Musa menjawab: Kematian yang kurasakan seperti burung hidup yang dipanggang di atas panggangan.

وروي أن موسى عليه السلام لما صار روحه إلى الله تعالى قال له ربه: يا موسى كيف وجدت الموت ؟ قال : وجدت نفسي كالعصفور الحي حين يلقى على المقلى لا يموت فيستريح ولا ينجو فيطير

Diceritakan bahwa roh nabi Musa sampai kepada Allah, maka Allah berkata kepadanya, (roh nabi Musa). Wahai Musa bagaimana kamu merasakan mati? Roh nabi Musa menjawab: Kematian yang kurasakan seperti burung hidup yang dipanggang di atas panggangan

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Nabi Isa Alaihissalam sampai meminta pada para pengikutnya untuk senantiasa meminta kepada Allah agar dimudahkan ketika sakaratul maut. Sebab sakitnya sakaratul maut lebih sakit dari kesakitan apapun di dunia. 

وقال عيسى بن مريم عليه السلام : يا معشر الحواريين ادعوا الله أن يهون عليكم هذه السكرة ، يعني سكرات الموت 

Isa ibn Maryam berkata: Wahai Hawariyyun (pengikut nabi Isa), mohonlah kepada Allah agar Dia memberikan kemudahan kepada kalian ketika menghadapi sakaratul maut. 

Ada riwayat yang menyebutkan bahwa kepedihan mati lebih sakit dari rasa sakit akibat tebasan pedang, gergaji, atau gunting.  

وذكر أبو نعيم من حديث مكحول عن واثلة رضي الله عنه عن النبي ﷺ أنه قال: والذي نفسي بيده لمعاينة ملك الموت ، أشد من ألف ضربة بالسيف. وسيأتي بكماله. انشاءالله تعالى

Abu Nu'aim Al Hafizh menyebutkan dalam kitab Al hiyah sebuah hadits dari makhul, Rasulullah SAW bersabda: Aku bersumpah bahwa rasa sakit ketika akan mati melebihi rasa sakit tebasan seribu pedang. 

Artinya para nabi dan rasul pun juga merasakan sakitnya sakaratul maut. Pertanyaannya, mengapa para nabi dan rasul yang begitu dekat dengan Allah SWT juga harus merasakan sakitnya sakaratul maut? Imam Qurthubi dalam kitab At Tadzkirah memberikan penjelasan tentang mengapa para nabi dan rasul juga merasakan sakitnya sakaratul maut. Imam Qurthubi mengatakan  

أن يعرف الخلق ألم الموت وأنه باطن 

Artinya: Agar mengetahui setiap makhluk tentang pedihnya kematian, dan bahwa kematian itu perkara yang tidak diketahui.  

Imam Qurthubi menjelaskan ketika para nabi dan rasul menceritakan tentang pedihnya mati, maka manusia menjadi mengetahui bahwa setiap orang yang meninggal dunia akan merasakan pedihnya kematian kecuali orang-orang yang mati syahid.  

Selain itu tujuannya adalah Allah SWT ingin meninggikan derajat dan melipatgandakan balasan bagi mereka. Imam Qurthubi menjelaskan para nabi dan rasul adalah manusia yang paling berat cobaannya. Karena itu tujuan Allah mencoba para nabi semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan dan mengangkat derajat mereka. Cobaan yang diberikan kepada nabi bukan merupakan azab, tetapi diberikan Allah SWT hanya untuk menyempurnakan ketinggian dan kemuliaan mereka. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler