Saksi Ungkap Kondisi Brigadir SH Saat Pertama Kali Ditemukan
Brigadir SH meninggal karena luka tembak dada sebelah kiri mengenai jantung dan paru.
REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG SELOR -- Penyidik Kepolisian Daerah Kalimantan Utara (Polda Kaltara) mengaku telah memeriksa 14 orang saksi terkait penyelidikan kasus kematian Brigadir Polisi Setyo Herlambang (SH). Brigpol SH merupakan pengawal pribadi Kapolda Kaltara Irjen Polisi Daniel Adityajaya.
Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Utara Komisaris Besar Polisi Budi Rachmat menuturkan, dari 14 orang saksi yang diperiksa, sebanyak 13 orang di antaranya anggota Polri dan satu orang lainnya pegawai harian lepas.
Menurut Kombes Budi, Brigadir SH pertama kali ditemukan bersimbah darah oleh Briptu K. Ia mengaku, saat itu Briptu K bermaksud memanggil Brigadir SH untuk makan siang. Saat ditemukan, Brigadir SH tergeletak bersimbah darah di kasur dan ditemukan senjata api jenis pistol tak jauh dari tubuhnya.
Kapolda Kalimantan Utara Irjen Polisi Daniel Adityajaya saat kejadian tersebut sedang ada kepentingan dinas di Jakarta. "Sebelumnya saksi K ini memfoto makanan yang dia masak untuk dikirim ke korban, tetapi tidak jadi dikirim. Dia sendiri yang mendatangi kamar korban untuk mengajaknya makan. Pas dicek, korban dalam kondisi bersimbah darah dan si K langsung menghubungi pihak dokkes, spripim, dan penjagaan piket," ujar Kabid Humas Kombes Budi, dalam jumpa pers di Tanjung Selor, Senin (25/9/2023) petang.
Tim Dokkes yang datang mengecek kondisi korban dan bermaksud melakukan penyelamatan. Namun, hasil pengecekan detak nadi di pergelangan tangan dan detak jantung, leher, dan pupil mata, disimpulkan korban sudah meninggal dunia. "Kemudian tim Ditreskrimum dan Bid-Propam melakukan olah TKP," ujarnya.
Dari hasil penyelidikan, tambah Kabid Humas, tidak ada suara ledakan yang terdengar oleh anggota Polri lainnya di rumah jabatan kapolda. Kabid Humas juga meluruskan pernyataan sebelumnya yang menyebut kematian Brigadir SH karena kelalaian. Menurutnya, pernyataan tersebut adalah asumsi awal.
"Saat ini proses penyelidikan untuk mengungkap fakta sebenarnya terus berkembang. Tentunya bukan ranah kami untuk menyampaikan, tetapi ahli nanti yang akan menyampaikannya," kata Budi Rachmat.
Berdasarkan hasil autopsi jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara Jawa Tengah disebutkan Brigadir SH meninggal dunia karena luka tembak pada dada sebelah kiri hingga mengenai jantung dan paru-paru. Jenazah Brigadir SH telah dimakamkan di kampung halamannya di Kendal, Jawa Tengah.