Ibu Single Parent: Peran dan Pengasuhan Terbaik Untuk Anak

Pola pengasuhan yang dilakukan oleh ibu single parents berbeda dengan pola pengasuhan pada keluarga utuh. Ibu sebagai single parent diharapkan dapat mengembangkan ketahanan (resilience), untuk memastikan tumbuh kembang anak secara optimal.

retizen /Sri Lilestina Nasution
.
Rep: Sri Lilestina Nasution Red: Retizen

Pengasuhan anak idealnya dilakukan bersama antara suami dan istri. Keterlibatan peran yang seimbang antara suami dan istri menjadi pola pengasuhan yang ideal dalam proses tumbuh kembang anak-anak. Namun, tidak semua keluarga utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak, terkadang terjadi pergesaran fungsi dan struktur keluarga yang disebabkan oleh perceraian, baik cerai hidup maupun cerai mati yaitu perceraian yang diakibatkan meninggalnya salah satu pasangan.


sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/siluet-rambu-lalu-lintas-ibu-anak-68153/

Ibu menjadi single parents dapat terjadi ketika pasangannya meninggal dunia. Menjadi single parent bukanlah sesuatu yang mudah, menurut Santrock (2002), ibu sebagai sebagai single parents akan berperan ganda tidak hanya sebagai ibu yang biasanya mengurus rumahtangga, membesarkan, membimbing, dan memenuhi kebutuhan psikis anak namun juga berperan menggantikan ayah sebagai kepala keluarga. Ibu akan mengambil peran ayah sebagai pencari nafkah, pengambil keputusan dalam rumah tangga serta memberikan pelindungan bagi anak-anak di rumah agar anak tetap merasakan keluarga sebagai tempat yang hangat dan nyaman “untuk pulang”. Selain itu ibu harus menanggung kesedihan mendalam atas kehilangan pasangan hidupnya yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan juga harus menghadapi stigma negatif sebagai “janda” serta tekanan mental maupun psikologis dalam menghadapi status sebagai single parent.

Figur ayah sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, ketika kehilangan sosok seorang ayah, anak dapat mengalami gangguan psikologis, seperti perasaan cemas, kesedihan mendalam, kesepian, perasaan traumatis dan perasaan kehilangan sosok pelindung yang dapat menyebabkan anak merasa tidak berdaya. Banyak diantara anak-anak yang kehilangan figur ayah langsung merasa terpuruk karena tidak dapat membersamai aktifitas dengan mendiang ayah. Ibu sebagai single parent diharapkan tidak terlalu lama larut dengan perasaan sedih yang mendalam dan segera mengembangkan ketahanan (resilience) agar dapat kembali bangkit, supaya anak-anak dapat kembali bahagia dan memastikan tumbuh kembang anak optimal seperti anak-anak lainnya.

Bagaimana pola pengasuhan yang baik untuk anak yatim?

Pola pengasuhan yang dilakukan oleh ibu single parents tentu berbeda dengan pola pengasuhan pada keluarga utuh. Ketidakhadiran figur ayah dalam pengasuhan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak, namun bukan berarti pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua tunggal selalu lebih buruk dibandingkan dengan pengasuhan pada keluarga utuh. Pengasuhaan anak oleh ibu single parent juga memiliki kekuatan diantaranya ibu lebih fokus kepada anak, lebih dekat dan menyediakan banyak waktu berinteraksi dengan anak, lebih terbuka terhadap anak, mengajarkan anak agak mandiri dan cenderung bertanggungawab, bekerja keras dan menjadi teladan bagi anak-anak.

Menurut Lehman et al (1989) pasca kematian anggota keluarga, hubungan antara orangtua dan anak-anak menjadi lebih kuat dalam melalui kondisi yang tidak menguntungkan tersebut. Fokus utama untuk membesarkan anak-anaknya merupakan nilai positif dalam pengasuhan anak yatim yang dilakukan oleh ibu single parent. Salah satu pola asuh yang dapat digunakan dalam pengasuhan anak oleh ibu single parent adalah pola asuh demokratis. Kemudian, menurut Hurlock (2004), pola asuh demokratis adalah pola asuh yang cenderung menekankan kepada aspek edukatif atau pendidikan dalam membimbing anak sehingga orangtua lebih sering memberikan pengertian, penjelasan, dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tersebut diharapkan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ibu single parents dalam memberikan pengasuhan pada anak diantaranya menerima segala kondisi pasca kematian pasangan hidup dan terus percaya diri bahwa ibu mampu menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak. Kesedihan karena kehilangan pasangan untuk selamanya bukan hal yang mudah untuk dilalui. Penting bagi ibu single parents untuk menerima kondisi saat ini dan percaya bahwa ibu mampu merawat anak-anak yang dititipkan Tuhan. Meyakini bahwa ibu single parent dapat menjadi orangtua hebat, kuat dan tangguh yang mampu membersamai anak-anak, serta yakin Tuhan tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambaNya.

Ibu single parent harus terus menjaga hubungan anak dengan keluarga dekat dan keluarga besar. Walaupun pasangan hidup sudah tiada, namun ibu harus tetap menjaga silaturahmi dengan seluruh keluarga. Anak-anak harus tetap mendapatkan kasih sayang dari keluarga mendiang ayahnya seperti kakek, nenek atau saudara-saudaranya. Perhatian dan kasih sayang dari keluarga terdekat dapat mengurangi rasa kehilangan yang dirasakan anak-anak. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak dapat merasakan kasih sayang baik dari keluarga terdekat maupun keluarga besar.

Ayah merupakan sosok idola atau figur ideal bagi anak-anak. Pasca kehilangan sosok ayah, ibu harus terus menghidupkan nilai-nilai baik dengan berbagi cerita kenangan tentang mendiang ayah kepada anak-anaknya. Semua hal yang membanggakan tentang ayah akan menjadi kenangan bagi anak dan juga dapat menguatkan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat menjadi panutan serta membangun rasa kebanggaan, percaya diri juga sikap optimis pada anak.

Sebagian ibu single parents, memutuskan untuk tetap sendiri karena ingin untuk fokus untuk membesarkan dan membahagiakan anak-anaknya. Salah satu konsekuensi dari keputusan untuk tetap menjadi single parent adalah ibu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga. Waktu yang tersisih untuk bekerja terkadang menyebabkan waktu bersama anak-anak juga berkurang. Oleh karena itu, ibu perlu menyediakan “quality time bersama anak-anak. Diantaranya, dengan mengajak berbicara dari hati ke hati dengan anak-anaknya, membicarakan keseharian anak disekolah maupun dirumah, selain itu sesekali melakukan liburan keluar rumah, memonton bersama dan kegiatan lainnya yang disenangi anak-anak.

Ibu single parent juga jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga, teman maupun tetangga. Menjadi single parent tentunya bukanlah hal yang mudah, ada masa akan mengalami kelelahan karena harus bekerja, tertekan dan merasakan sedih yang mendalam. Dukungan keluarga, teman dan lingkungan sangat berperan untuk mengurangi rasa kesulitan tersebut. Jangan pernah ragu untuk bercerita dan mengungkapkan semua perasaan kepada support system terbaik yang dimiliki, diantaranya kepada keluarga terdekat dan teman-teman terdekat. Dengan menceritakan semua perasan dan keluh kesah diharapkan dapat mengurangi tekanan yang ada, namun jika masih dirasa kurang ibu single parent juga jangan ragu untuk mendapatkan bantuan pendampingan dari tenaga professional seperti psikolog atau pskiater.

Referensi:

Lehman, D. R., Lang, E. L., Wortman, C. B., & Sorenson, S. B. (1989). Long-term effects of sudden bereavement: Marital and parent-child relationships and children's reactions. Journal of Family Psychology, 2(3), 344–367.

Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

The Annie E. Casey Foundation. Diakses pada 2022. Child Well Being in Single Parent Families. https://www.aecf.org/blog/child-well-being-in-single-parent-families

sumber : https://retizen.id/posts/237981/ibu-single-parent-peran-dan-pengasuhan-terbaik-untuk-anak
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler