Pengamat: Pendukung 212 Lebih Besar ke Anies dan Prabowo
Gerakan 212 itu punya efek signifikan terhadap pilihan pilpres.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SMRC melakukan survei untuk pilihan capres dari pendukung Gerakan 212. Untuk Pilpres 2024, pengamat politik, Saiful Mujani mengatakan, pilihan mereka cenderung ke Anies Baswedan atau Prabowo Subianto.
Saiful menerangkan, bagi mereka yang tahu dan tidak tahu Gerakan 212 dukungan cukup rata terdistribusi. Dukungan ke Anies 26 dan 16 persen, kepada Ganjar 35 dan 36 persen, lalu kepada Prabowo 32 dan 35 persen.
Namun, dukungan mulai berubah signifikan jika ditanyakan kepada mereka yang setuju dan tidak setuju atas Gerakan 212. Bagi mereka yang setuju, Anies mendapat dukungan 42 persen, Prabowo mendapat dukungan 35 persen.
"Sedangkan, Ganjar cuma 18 persen, ini sesuai perkiraan. Jadi, pendukung 212 itu kalau tidak ke Anies ya ke Prabowo," kata Saiful, Senin (2/10/2023).
Pun jika melihat kepada mereka yang tahu dan pernah ikut datang ke acara-acara dari Gerakan 212. Anies mendapat dukungan 43 persen, Prabowo mendapat dukungan 35 persen dan Ganjar mendapat dukungan 16 persen.
"Jadi, Gerakan 212 itu punya efek signifikan terhadap pilihan pilpres kalau diadakan pemilihan pada waktu survei dilakukan," ujar Saiful.
Ia meyakini, jika survei ini dilakukan lagi setelah 14 Februari 2024, jawaban mereka akan tetap sama jika capres yang maju tetap tiga nama. Angka serupa muncul jika dilakukan head to head Prabowo lawan Ganjar.
Bagi mereka yang tahu dan setuju Gerakan 212, Prabowo mendapat dukungan 59 persen. Sedangkan, dukungan kepada Ganjar cuma 29 persen. Bagi mereka yang pernah datang, Prabowo mendapat 57 persen dan Ganjar 20 persen.
"Setidaknya, walaupun elitenya belum mengambil keputusan, tapi masa pendukungnya di bawah itu sudah punya preferensi," kata Saiful.
Ia menambahkan, saat keputusan resmi belum dibuat elite seperti sekarang pilihan dari pendukung 212 cenderung kepada Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Tapi, pilihan ke Prabowo jika Anies tidak lolos putaran dua.
Apalagi, Saiful mengingatkan, Gerakan 212 tidak cuma hadir dalam rangka menjatuhkan Basuki Tjahaja Purnama di 2017. Tapi, untuk mendukung Prabowo Subianto untuk mengalahkan Joko Widodo di Pilpres 2019.