Eskalasi Laporan Karhutla Semakin Tinggi, Masyarakat Diimbau lebih Waspada
Karhutla harus diantisipasi dengan melibatkan berbagai instansi swasta dan negara.
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Sepanjang September 2023 Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Semarang menerima –rata- rata-- dua hingga empat laporan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerahnya.
Khusus pada tanggal 26 September 2023, laporan karhutla di wilayah Kabupaten Semarang bahkan mencapai 10 kali dalam sehar dan tercatat menjadi hari dengan laporan karhutla terbanyak sepanjang periode September 2023.
“Hal ini menunjukkan eskalasi risiko kebakaran hutan atau lahan semakin meningkat, di tengah musim kemarau kali ini,” ungkap Kabid Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat, Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang, Sri Puji Hartono, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (2/10).
Terkait meningkatnya intensitas karhutla ini banyak dipengaruhi cuaca yang memang cukup panas dan terik serta banyaknya tanaman (terutama semak- semak) yang telah mengering daunnya.
Selain itu dari hasil pencermatan di lapangan, kebakaran tersebut jamak terjadi pada lahan yang memang lahan tersebut tidak terurus atau jauh dari aktivitas masyarakat. “Seperti semak pada lahan kosong, sabana lereng gunung atau perbukitan yang memang tidak terjangkau oleh aktivitas warga,” jelasnya.
Untuk penyebabnya, sampai saat ini memang belum bisa menjelaskan secara detil. Demikian pula sejauh ini juga belum ditemukan adanya unsur kesengajaan atau kelalaian dari peristiwa karhutla yang terjadi.
Berdasarkan catatan Damkar Kabupaten Semarang, bulan September 2023 kemarin, menjadi periode yang paling sering menerima laporan karhutla, yang rata- rata mencapai 2 – 4 laporan kearhutla per hari, di lokasi yang berbeda.
Terakhir peristiwa yang terjadi di gunung Kelir, baik yang berada di wilayah Kecamatan jambu (lereng barat) maupun Kecamatan Banyubiru (lereng timur). Upaya pemadaman memang menghadapi kendala karena lokasinya di lereng bukit yang terjal.
Wilayah kecamatan yang cukup rawan terhadap terjadinya karhutla adalah Ungaran Barat dan Ungaran Timur, Pringapus, Bringin, Tengaran, Banyubiru, Getasan serta sebagian wilayah Kecamatan Ambarawa.
Untuk mengantisipasi karhutla ini, Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang telah menyiapkan Posko Damkar. Sejumlah kendala yang dihadapi di lapangan –antara lain—akses jalan yang terbatas dan juga akses jalan minim.
Misalnya ada kebakaran tetapi kendaraan unit damkar tidak bisa masuk ke lokasi karena jaklannya sempit atau bahkan tidak ada akses jalannya untuk menuju titik lokasi kebakaran lahan/ hutan.
Terkait hal ini, upaya- upaya pemadaman api terpaksa hanya dilakukan dengan cara- cara manual seperti ‘gepyokan’ dan berupaya melokalisir titik api agar tidak meluas ke lahan atau kawasan hutan lainnya.
Terkait dengan eskalasi risiko kebakaran yang masih cukup tinggi, Damkar Kabupaten Semarang mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi berbagai aktivitas yang berisiko memicu terjadinya kebakaran.
“Dalam kondisi cuaca yang masih ukup terik, masyarakat harus terus mewaspadai potensi kebakaran. Jangan sembarangan membuat aktivitas di kawasan lahan maupun hutan yang membutuhkan api,” tegas Puji Hartono.