Pesan Alquran dan Hadits untuk Anak yang Punya Orang Tua Lansia
Berbakti kepada orang tua jelas mendapatkan pahala yang besar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Fatwa Elektronik Internasional Al-Azhar menyampaikan penjelasan soal berbakti kepada orang tua yang sudah memasuki usia renta. Berbakti kepada orang tua mungkin tampak mudah jika mereka sehat dan berkecukupan karena mampu menjalankan urusannya sendiri.
Lain halnya ketika orang tua sudah memasuki usia lansia, maka membutuhkan perhatian yang jauh lebih besar. Dalam kondisi ini, apa pesan Islam untuk mereka yang memiliki orang tua berusia lansia?
Berbakti kepada orang tua jelas mendapatkan pahala yang besar. Pahala ini bertambah jika akhlak baik tersebut dilakukan pada orang tuanya yang sudah lansia. Sebab di masa senja itulah, orang tua memiliki fisik yang lemah, membutuhkan biaya yang besar untuk perawatan, perhatian maupun pengobatan.
Karena itu, Allah SWT memberikan perintah tambahan sebagaimana firman-Nya pada Surat Al Isra ayat 23 dan 24:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS Al Isra ayat 23-24)
Dalam ayat tersebut, Allah SWT...
Dalam ayat tersebut, Allah SWT mengaitkan masa senja orang tua dengan masa anaknya di waktu kecil. Keterkaitan ini menunjukkan, bahwa seorang anak yang orang tuanya sudah berusia senja, harus mengingat bagaimana perhatian dan pengasuhan yang diberikan orang tuanya itu kepada dirinya di masa kecil.
Seorang anak dituntut untuk membalas kebaikan ayah dan ibunya, karena orang tuanyalah, baik ayah maupun ibunya, yang telah berbuat baik dalam membesarkan dirinya hingga tumbuh dewasa.
Jika seorang anak yang telah diasuh dan dididik oleh orang tuanya hingga berhasil menjadi orang sukses, tetapi kemudian dia meninggalkan orang tuanya, membiarkan orang tua dalam keadaan sakit, kesepian dan terlantar, maka hal tersebut termasuk bentuk kemaksiatan terberat yang diancam Allah SWT dengan azab dunia sebelum datangnya azab akhirat.
Nabi Muhammad SAW pun telah bersabda mengenai hal tersebut dalam sebuah riwayat hadits, sebagaimana berikut ini:
يقول سيدنا رسول الله ﷺ: «كلُّ ذنوبٍ يؤخِرُ اللهُ منها ما شاءَ إلى يومِ القيامةِ إلَّا البَغيَ وعقوقَ الوالدَلدَينِ، أو قطيعةَ الرَّحمِ، يُعجِلُ لصاحبِها في الدُّنيا قبلَ المَوتِ». [أخرجه البخاري في الأدب المفرد]
"Allah ta'ala menunda (balasan) atas setiap dosa sesuai kehendak-Nya sampai Hari Kiamat, kecuali Al Baghi (zalim), durhaka kepada orang tuanya, dan memutus silaturahmi. Allah menyegerakan (balasan-Nya) di dunia sebelum kematian menjemput." (HR. Bukhari dalam Al Adab Al Mufrod)