Dihantui Perasaan Bersalah Pernah Menabrak Orang, Warga Bantul Lompat dari Menara BTS
Seorang warga Bantul bunuh diri dari menara BTS karena pernah menabrak orang.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Seorang warga Kretek, Kabupaten Bantul, menghabisi hidupnya dengan cara melompat dari menara telekomunikasi di Dusun Tegalsari Rt 47 Donotirto, Kretek, Bantul, pada Selasa (3/10/2023) pada pukul 12.30 WIB.
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana menjelaskan, korban berinisial OA (25 tahun), sebelumnya tengah berobat ke Puskesmas Kretek akibat depresi.
"Pada hari Selasa (3/10/2023) pukul 09.00 WIB korban periksa tes kesehatan jiwa, diantar keluarganya ke Puskesmas Kretek," ujar Jeffry, Rabu (4/10/2023).
Kemudian dari dokter Puskesmas Kretek korban diarahkan bertemu dengan petugas psikologi. Namun demikian korban menolak dan ingin kembali pulang ke rumahnya.
Kemudian psikolog puskesmas membujuk agar mau melakukan tes psikologi dan dijanjikan akan diantar pulang sekitar pukul 12.30 WIB. Akhirnya korban pulang ke rumahnya berboncengan dengan psikolog tersebut.
"Dalam perjalanan pulang, korban gelisah dan bilang dengan saksi 1 (psikolog), seandainya besok tidak ketemu saya lagi bagaimana, karena semua orang akan menyalahkan saya," tutur Jeffry.
Kemudian saat motor berhenti di dekat Tower Seluler TKP kejadian, korban turun dari motor dan langsung naik pagar menara telekomunikasi tersebut. Setelah di dalam pagar, korban langsung memanjat menara setinggi kurang lebih 30 meter.
"Saksi 2 (seorang warga) melihat korban sudah naik di Tower, setelah itu korban melepaskan pegangan tangan dari Tower dan jatuh dari Tower ke plasteran bawah," jelas Jeffry.
Hasil pemeriksaan dari Puskesmas Kretek dan Tim Inafis Polres Bantul bahwa korban meninggal akibat luka patah tulang terbuka lengan kanan dan luka berat di kepala dan hidung mengeluarkan darah.
Dari keterangan keluarga korban, disebutkan bahwa korban merasa tertekan karena pernah terjadi kecelakaan menabrak seseorang dan dalam perasaannya korban merasa bersalah.
Sebelumnya korban bekerja di Wahana Ekspres untuk mengirim paket di daerah Godean, dan di tempat bekerja sudah dua mobil yang digunakan korban untuk mengirim paket telah rusak.
"Korban merasa tertekan karena pernah terjadi kecelakaan menabrak seseorang dan dalam perasaannya korban merasa bersalah. Orang tua korban merasakan bahwa korban di hantui dengan rasa takut," jelas Jeffry.