Marak Bunuh Diri, Nasyiatul Aisyiyah Tingkatkan Literasi Kesehatan Mental
Upaya pencegahan bunuh diri tentu jadi hal yang sangat penting.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam konteks dunia yang terus berkembang, tekanan hidup juga meningkat. Faktor ini bisa menjadi salah satu pendorong terjadinya bunuh diri.
Karena itu, upaya pencegahan bunuh diri tentu jadi hal yang sangat penting. Ketua bidang Advokasi dan Kebijakan Publik Nasyiatul Aisyiyah (NA) Rinrin Marlina menjelaskan meski NA sendiri belum pernah secara langsung mengangkat tema bunuh diri, akan tapi segala aktivitas programnya diarahkan kepada bagaimana strategi pencegahan dan perlindungan penguatan mental bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
"Termasuk NA menggiatkan gerakan literasi yang sedikit banyak sudah mengangkat isu kesehatan mental. Dalam beberapa kegiatan formal seperti rapat pleno pimpinan pusat, kami juga mempelajari tanda-tanda peringatan kesehatan mental itu seperti apa, mempromosikan pencegahannya, dan ketahanan komitmen kita terhadap perubahan sosial," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (4/10/2023).
Wujud nyata lainnya adalah dengan adanya program Samara Course. Dalam program tersebut peserta diberikan edukasi kesehatan mental kepada calon pengantin sebagai upaya preventif. Mereka juga mengkaji dalam bidang advokasi sosial soal framing media yang menggunakan istilah bunuh diri dalam pemberitaan.
"Istilah bunuh diri saja sudah reduksionis, apalagi banyak pemberitaan yang kurang menggunakan hati, misal menceritakan latar belakang korban dan kronologi kejadian bunuh diri secara tidak langsung ini akan menimbulkan persepsi bagi kelompok rentan bahwa bunuh diri adalah penyelesaian dari suatu masalah," jelas dia.
Selain itu, hasil kajian NA terkait maslaah ini mereka merekomendasikan agar pesan kampanye pencegahan bunuh diri perlu disusun dengan bahasa-bahasa yang positif.