Hizbullah: Negara Mana Pun yang Normalisasi Hubungan dengan Israel Harus Dikutuk

Negara mana pun yang menormalisasi hubungan dengan Israel harus dikutuk dan dikecam

Al-Manar/EPA
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan negara mana pun yang menormalisasi hubungan dengan Israel harus dikutuk dan dikecam
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah prihatin dengan langkah negara-negara Muslim yang menormalisasi hubungan dengan Israel. Ia bahkan menyebut negara-negara tersebut harus dikutuk.

“Negara mana pun yang menandatangani perjanjian normalisasi (dengan Israel) harus dikutuk dan tindakannya dikecam. Ini adalah langkah yang sangat berbahaya dan merupakan tikaman (di belakang) bagi rakyat Palestina, kiblat pertama dan ditinggalkannya Palestina,” kata dia dikutip di Miami Herald, Kamis (5/10/2023).

Ia menyampaikan bahwa umat Islam perlu mengambil tanggung jawab terhadap rakyat Palestina. Dunia Arab tidak boleh meninggalkan rakyat Palestina.

Pernyataan tersebut muncul, tak lama sebelum Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyoroti upaya normalisasi Israel menormalasi negara-negara teluk.

“Pemerintah yang berjudi dalam menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis akan kalah. Seperti yang dikatakan negara-negara Eropa, 'Mereka bertaruh pada pihak yang kalah.' Ini adalah posisi pasti Republik Islam,” tulis Khamenei, pada Selasa (3/10/2023) di media sosial X (Twitter)

Sebelumnya, Imam Khomeini pernah menggambarkan rezim Zionis selaku perampas kekuasaan sebagai kanker. Ia juga menyebut penyakit 'kanker' ini pasti akan diberantas di tangan rakyat Palestina.

Meski tak menyebut nama negara, komentar keduanya merujuk pada upaya normalisasi Israel dengan Arab Saudi. Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan proses normalisasi dengan Israel “semakin dekat setiap hari.” Kerajaan tersebut juga disampaikan dapat bergabung dengan Perjanjian Abraham dengan dukungan Gedung Putih.

Wakil utama juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, mengatakan pihaknya tidak yakin benar-benar tertarik dengan sudut pandang pemimpin tertinggi Iran mengenai normalisasi.

“Yang juga ingin saya tambahkan adalah, dengan negara-negara seperti Israel dan tentu saja Arab Saudi, hubungan bilateral kita dengan kedua negara ini adalah peran yang sangat penting bagi negara-negara ini. Mereka berperan dalam melawan dan memerangi kegiatan-kegiatan jahat dan destabilisasi yang dilakukan rezim Iran di wilayah tersebut,” kata dia.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler