Waskita Terapkan Teknologi BIM untuk Proyek Strategis Nasional

Teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning.

Facebook PT Waskita Karya
Logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk  telah melakukan implementasi BIM pada setiap proyek yang dikerjakan. Hal ini menjadikan Waskita Karya sebagai tolok ukur (benchmark) bagi salah satu Universitas yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai narasumber pada ajang Teknik Sipil Internasional, Civil Expo ITS 2023.

Baca Juga


Topik yang dibahas yaitu mengenai “Pemanfaatan Building Information Modeling (BIM): Teknologi Berkelanjutan untuk Pembangunan Infrastruktur di Indonesia”. Direktur SDM, Pengembangan Sistem dan Legal, Ratna Ningrum mengatakan teknologi BIM  sebagai salah satu tools untuk meminimalisir potensi kendala dalam pekerjaan konstruksi. 

BIM adalah sebuah platform digital yang dapat mengidentifikasi potensi kendala teknis pada sebuah proyek secara holistik sejak tahap perancangan (critical stage) hingga teknis penyelesaian proyek. ”Dengan memanfaatkan teknologi BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan menjadi sangat cepat, efisien, hemat serta menghasilkan kualitas yang baik," ujar Ratna dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/10/2023).

Untuk mencapai hal itu, dilakukannya proses digital construction dalam menciptakan sebuah perencanaan konstruksi yang baik dengan melakukan pemodelan 3D yang didapat dari pemodelan menggunakan BIM tools dan Digital Survey seperti lidar, laserscan dan fotogrametri. Model 3D dan hasil digital survei merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien dengan produktivitas serta akurasi yang tinggi dalam memberikan informasi untuk banyak proses seperti perhitungan volume galian/ timbunan, progres pekerjaan, analisis, AI, data VR dan 3D printing.

Saat ini, lanjut Ratna, Teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama. Hal ini bisa memastikan volume pekerjaan memiliki informasi pembanding sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian saat pelaksanaan dan dapat mengidentifikasi volume pekerjaan sejak awal.

"Sehingga memiliki ruang untuk mengelola lebih baik dan untuk mengambil pengalaman dan standar anggaran dari proyek yang telah selesai untuk digunakan sebagai benchmark di masa depan dalam menawar, merencanakan serta mengendalikan proyek," ucap Ratna.

Ratna menyampaikan integrasi BIM - ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime. Waskita, lanjut Ratna, Waskita berkomitmen untuk menjamin kualitas konstruksi sejumlah proyek, contohnya pada proyek bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Waskita mampu menjadikan bendungan sebagai fungsinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia, mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir serta pengembangan sektor pariwisata. Ratna mengatakan air adalah sumber kebutuhan masyarakat Indonesia yang sangat krusial. 

"Waskita menjamin kualitas konstruksi setiap bendungan yang dikerjakan menjadi andal, aman, dan berkelanjutan," lanjut Ratna.

Secara jangka panjang, ucap Ratna, Waskita berharap dapat berkontribusi positif dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di Indonesia juga peningkatan ketahanan air dan pangan secara nasional melalui karya bendungan yang dihasilkannya. Ratna menjelaskan penerapan teknologi BIM menjadi salah satu faktor dalam percepatan proses pembangunan sejumlah proyek bendungan strategis nasional. 

Proyek Bendungan Rukoh telah mencapai progres....

Saat ini, Ratna sampaikan, Proyek Bendungan Rukoh telah mencapai progres pembangunan 62,2 persen, Proyek Bendungan Jlantah mencapai 74,2 persen, Proyek Bendungan Jragung mencapai 28,8 persen, dan Proyek Bendungan Temef mencapai 67,8 persen. Ratna mengatakan seluruh bendungan tersebut telah mengimplementasikan teknologi BIM sehingga perseroan optimistis dapat menyelesaikan beberapa proyek bendungan pada 2023 hingga 2024 agar dapat segera berfungsi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Saat ini, secara total Waskita mengerjakan sebanyak 93 proyek senilai Rp 51,6 triliun," sambung Ratna.

Ratna menyampaikan proyek-proyek  tersebut didominasi proyek pemerintah dan BUMN, dengan rincian pengerjaan proyek dari pemerintah senilai Rp 4,47 triliun atau setara dengan 46,07 persen dari keseluruhan proyek dan proyek dari BUMN/ BUMD senilai Rp 3,13 triliun atau setara dengan 32,19 persen.

Selain itu, Waskita Karya juga mengerjakan proyek dari Pemerintah Luar Negeri senilai Rp 1,92 triliun atau 19,82 persen, proyek dari Perusahaan Swasta senilai Rp 100 miliar (1,04 persen), serta Investasi senilai Rp 90 miliar atau 0,88 persen. 

"Secara data, Waskita telah banyak andil dalam pembangunan infrastruktur SDA yang mencapai 14,7 persen dari total 93 proyek yang saat ini tengah dikerjakan, perseroan telah menyelesaikan sejumlah kurang lebih sebanyak 15 bendungan," ujar dia.

Waskita, lanjut Ratna, optimistis dapat terus membangun infrastruktur Indonesia dengan kualitas yang  terbaik. Ratna mengatakan kemampuan tersebut akan didukung oleh kondisi keuangan perusahaan yang akan mendapatkan penguatan permodalan melalui PT Hutama Karya pada 2024 sebesar Rp 12,5 triliun. 

"Suntikan dana ini merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pemerintah, sesuai usulan Kementerian BUMN, guna menunjang kebutuhan modal kerja PSN yang tengah dikerjakan oleh Waskita Karya," kata Ratna.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler