Ini Jadinya Kelak di Akhirat, Jika Selama Hidup di Dunia Punya Alquran Cuma Disimpan
Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran diturunkan Allah SWT melalui Rasulullah untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia sehingga, pusaka yang sangat agung ini jika dibiarkan lama tak dibaca, sesungguhnya akan mendatangkan kerugian.
Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho mengatakan, orang yang membiarkan mushaf Alquran teronggok di lemari atau tempat manapun dia menyimpan, kemudian dia tak pernah menyentuhnya untuk membacanya, maka sesungguhnya dia akan menyesal di akhirat nanti.
"Dia ingin kembali lagi ke dunia untuk membacanya setiap saat. Tapi dia tidak akan bisa, karena akhirat adalah abadi, dunia sementara," kata Kiai Ahsin dalam kajian live streaming di Ahsin Sakho Center, Jumat (6/10/2023).
Kiai Ahsin menjelaskan, Alquran itu adalah Kalamullah yang penuh cahaya. Maka umat Islam ditekankan untuk menangkap cahaya tersebut dengan membacanya, menadabburinya, dan mengamalkan isi kandungannya.
"Mintalah kepada Allah SWT agar engkau menjadi pelayan Alquran, pencinta Alquran. Karena pada hari kiamat, seseorang akan bangkit bersama yang dicintainya," kata dia.
Kiai Ahsin memberikan analogi bahwa Alquran itu diibaratkan sebuah cermin. Jika seseorang menghadap kepadanya, maka Alquran akan menghadap balik kepadanya. Sebaliknya, jika seseorang berpaling, maka Alquran akan berpaling.
Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya
"Sebesar apa dan pengorbanan apa yang kau berikan kepadanya, sebesar itulah Alquran akan memberikannya kepadamu, bahkan jauh lebih dari itu," kata Kiai Ahsin.
Martabat yang paling tinggi bagi orang yang mencintai Alquran disebut sebagai ahlul-Quran. Kiai Ahsin menjelaskan, orang yang telah sampai pada martabat ahlul-Quran dianggap sebagai keluarganya Allah SWT.
Orang dalam kategori martabat seperti ini merupakan orang-orang yang sudah bisa mengamalkan apa-apa yang ada di dalam Alquran.
Setidaknya ada beberapa nilai di dalam Alquran yang jadi pemicu umat Islam untuk senantiasa dekat dengan Alquran.
Antara lain sabar, ikhlas, qanaah (menerima apa yang menjadi keputusan Allah SWT), syukur, kejujuran, tawakal, selalu ingat kepada Allah SWT, dan senang bersedekah kepada orang lain.
Alquran merupakan kitab..
Alquran merupakan kitab yang paling sempurna sebagai penutup kitab-kitab yang sebelumnya. Di dalamnya ada petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Ada banyak hadits yang menunjukkan keutamaan Alquran.
Seperti dikutip dari buku 40 Hadits Keutamaan Alquran oleh Syaikh Abu Muhammad Al-Biqa’i Asy-Syami Al-Atsari, Berikut di antara Hadits-Hadits Keutamaan Alquran:
1.- عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقْرَأَنِى جِبْرِيلُ عَلَى حَرْفٍ فَرَاجَعْتُهُ، ثُمَّ لَمْ أَزَلْ أَسْتَزِيدُهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibril membacakan kepadaku Alquran dengan suatu qiraah lalu aku mengulang-ulangnya, kemudian aku meminta terus agar dia menambah, lalu dia pun menambah untukku hingga menjadi tujuh qiraah.” (Muttafaqun ‘Alaihi: Shahîh Al-Bukhârî (no 3047, III/1177), Shahîh Muslim (no 818, I/561), Shahîh Ibnu Hibbân (no 737, III/11), dan Sunan ash-Shugrâ an-Nasâ`î (no 1045).
Baca juga: Alquran Sebut Ada Makhluk Hidup di Luar Angkasa, tapi Apakah Alien? Ini Kata Prof Quraish
2.- عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ يَشْتَدُّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seseorang yang mahir dalam Alquran bersama dengan malaikat yang mulia lagi taat, dan seseorang yang membaca Alquran dengan terbata-bata mendapat dua pahala.” (Muttafaqun ‘Alaihi: Shahîh Al-Bukhârî (no 4653, IV/1882), Shahîh Muslim (no 798, I/549), Shahîh Ibnu Hibbân (no 767, III/44), Sunan At-Tirmidzî (no 2904, V/171), Sunan ash-Shugrâ an-Nasâ`î (no 986, I/542), Sunan Abû Dâwûd (no 1453, II/70), Sunan Ibnu Mâjah (no 3779, II/1242), Musnad Ahmad (no 24257), dan Sunan ad-Dârimî (no. 3368)]
3.عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ نَامَ عَنْ حِزْبِهِ أَوْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ فَقَرَأَهُ فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الظُّهْرِ كُتِبَ لَهُ كَأَنَّمَا قَرَأَهُ مِنْ اللَّيْلِ
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidur dengan (membaca) satu hizb Alquran atau sebagian darinya lalu membacanya antara shalat Subuh dan shalat Zhuhur, maka dia akan dicatat seperti orang yang membacanya pada malam hari.” (Shahih: Shahîh Muslim (no 747, I/515), Shahîh Ibnu Hibbân (no 2643, VI/369), Sunan At-Tirmidzî (no 581, II/474), Shahîh Muslim (no 1643, I/457), Sunan Abû Dâwûd (no 1313, II/34), Sunan Ibnu Mâjah (no 1343), dan Sunan ad-Dârimî (no 1477, I/412)]