Unggahan Foto Ganjar dan Maruarar Dihapus, Pengamat: Watak Independensi Hilang
Ganjar menghapus fotonya bersama Maruarar Sirait setelah diunggah di Instagram.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap capres PDIP Ganjar Pranowo mendapat kecaman seusai menghapus fotonya bersama politikus PDIP Maruarar Sirait. Sebelumnya, Ganjar mengunggah foto bersama Maruarar saat keduanya berpelukan di acara 'Cirebon Guyup' yang dihadiri ribuan relawan pada Ahad (8/10/2023).
"Doa kami yang terbaik my brother," begitu caption yang tertulis di unggahan akun Instagram Ganjar. Namun, selang beberapa jam diunggah, foto tersebut dihapus. Foto yang semula berpelukan antara Ganjar dan Maruarar berubah menjadi foto dirinya sendiri dengan background ribuan relawan.
Dihapusnya foto Maruarar memicu pertanyaan publik terkait independensi seorang Ganjar sebagai capres. Kedaulatan Ganjar sebagai capres dipertanyakan karena diduga ada sekolompok orang yang memerintahkan untuk menghapus unggahan dengan Maruarat tersebut.
Direktur Eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai, kebebasan Ganjar sudah direnggut oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sehingga untuk menjadi seorang pemimpin, Ganjar sangat tidak kompeten karena berada digenggaman ketum partai.
"Itu saya sebutkan bahwa itu memang watak seorang petugas partai, independensi Ganjar itu sudah hilang karena berada digenggaman Megawati," kata Igor saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/10/2023) malam WIB.
Sikap Ganjar tersebut dinilai sebagai watak seorang petugas partai. Pasalnya, seorang Ganjar secara rasional berani menghapus foto tersebut karena adanya arahan dari sosok di belakangnya.
Igor menyebut, sikap Ganjar tersebut sangat mencerminkan kelabilan sebagai pemimpin. Ganjar dianggap sebagai pemimpin yang plin-plan dan tidak bisa berpegang teguh dengan pendiriannya.
Sikap tersebut memicu terjadinya ketidakjelasan kebijakan ketika Ganjar menjadi presiden Indonesia selanjutnya. Ganjar secara konkret akan disetir oleh Megawati karena sudah terlanjur menjadi boneka politik.
"Saya lihatnya Ganjar itu plin-plan, dia nggak bisa jadi pemimpin. Masa pemimpin kebijakannya berubah-berubah," ujar Igor.
Marurar merupakan politikus PDIP yang sudah memakai baju putih di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada 2014 menjelang Presiden Jokowi mengumumkan kabinet. Namun, ia akhirnya batal dilantik menjadi menteri oleh Jokowi mewakili PDIP.