Alhamdulillah, Hujan Turun di Sejumlah Wilayah di Bandung
Wilayah yang diguyur hujan antara lain, Cibaduyut, Soreang, Gununghalu, Kota Cimahi.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan mengguyur sejumlah wilayah di Kota Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya, pada Selasa (10/10/2023) sore. Tercatat, berdasarkan informasi yang dihimpun dari media sosial dan Whatsapp grup hujan sudah terjadi di berbagai wilayah di Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Namun, di beberapa wilayah masih mendung dan belum turun hujan termasuk hanya gerimis. Beberapa wilayah yang hujan dengan intensitas ringan, sedang dan deras terjadi di Jalan Kopo, Cibaduyut, wilayah Soreang, Gununghalu, Kota Cimahi, Pasar Caringin.
Pantauan di Jalan Soekarno Hatta- Jalan Moch Toha sekitar pukul 16.00 WIB hujan turun dengan intensitas ringan. Sebagian para pengendara motor memilih berteduh di pinggir jalan dan lainnya menerobos hujan menggunakan jas hujan.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Neneng mengungkapkan potensi hujan diprediksi terjadi Selasa (10/10/2023) sore di wilayah Bandung Selatan. Serta di wilayah Kabupaten Bandung wilayah selatan.
"Untuk Bandung Raya diprediksi hujan sore wilayah Bandung selatan, dan Kabupaten Bandung selatan," ucap dia saat dikonfirmasi, Selasa (10/10/2023).
Untuk malam hari, ia mengatakan hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi si Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi. Sedangkan pada dini hari berawan termasuk di Cimahi bagian selatan.
Prakirawan BMKG Bandung Iid Mujtahidin mengungkapkan prediksi hari Selasa (10/10/2023) di wilayah Kota Bandung terjadi hujan. Sebelumnya, BMKG Bandung mengungkapkan Kota Bandung dan sekitarnya mengalami cuaca panas esktrem beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut terjadi karena musim kemarau yang dipengaruhi El Nino.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengungkapkan Kota Bandung dan sekitarnya mengalami cuaca ekstrem beberapa hari terakhir. Tercatat cuaca panas ekstrem terjadi pada tanggal 1, 3, 6, 7 dan 8 Oktober.
"Suhu maksimum (panas) ekstrem pada bulan Oktober sudah terjadi pada tanggal 1, 3, 6, 7, dan 8 Oktober," ucap dia melalui keterangan resmi yang diterima, Senin (9/10/2023).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kemarin mengungkapkan, pihaknya memprediksi kemarau panjang akan berakhir secara bertahap dimulai dari Oktober akhir. Secara bertahap, hujan akan mulai turun pada November dengan wilayah yang berada di khatulistiwa hingga Indonesia bagian Selatan akan relatif mengalami keterlambatan.
“Prediksi kami kemarau panjang ini akan berakhir secara berangsur, bertahap, di bulan Oktober akhir. Dan mulai transisi hujan itu November,” ujar Dwikorita usai menghadiri Rapat Koordinasi Khusus Tingkat Menteri tentang Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (9/10/2023).
Lebih lanjut Dwikorita menerangkan, transisi hujan pada November itu pun tidak secara serentak terjadi di seluruh Indonesia, melainkan secara bertahap. Wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta wilayah Indonesia bagian Selatan akan relatif lebih terlambat dengan wilayah-wilayah Indonesia pada bagian lain.
“Tidak serempak. Secara bertahap, terutama yang relatif terlambat Indonesia bagian Selatan. Sekarang (Indonesia bagian) Utara sudah mulai hujan, tapi (wilayah di sekitar) khatulistiwa ke Selatan belum. Diprediksi sekitar November mulai hujan. Jadi, kemarau panjang ini sebagian besar wilayah Indonesia sesuai prediksi November berakhir,” terang dia.
Semenetara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengungkapkan, dampak El Nino masih akan terjadi sampai pada sekitar Februari dan Maret 2024. Saat ini, Indonesia tengah berada di puncak dampak El Nino, yakni pada periode September dan Oktober 2023, yang menyebabkan suhu panas semakin terasa.
“BMKG memprediksi dampak El Nino akan sampai pada sekitar Februari dan Maret tahun 2024,” ujar Mahfud pada kesempatan yang sama.