Ikapi Boikot Frankfurt International Book Fair Karena Dukung Israel

Ikapi mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada seorang penulis Palestina.

Republika/Prayogi
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha (kanan) bersama Ketua Panitia Indonesia International Book Fair (IIBF) 2023 Mappa Tutu (kiri).
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) mengecam keputusan penyelenggara Frankfurt International Book Fair yang memihak dan hanya memberi panggung bagi Israel. Ikapi juga mengecam penyelenggara Frankfurt International Book Fair yang membatalkan pemberian penghargaan kepada seorang penulis Palestina.

Baca Juga


"Memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia. Dan, memperluas panggung-panggung Israel di Frankfurt Book Fair sambil membatalkan penghargaan bagi penulis Palestina seakan mencerminkan perluasan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina," ujar pernyataan Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman Nugraha.

Ikapi mengatakan, Palestina adalah negeri terjajah yang rakyatnya terusir dari tanah air sendiri. Mereka kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia seperti akses terhadap air, pangan, dan energi. Pemerintah dan rakyat Indonesia selalu berada di sisi rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan meyakini bahwa konflik berkepanjangan takkan berhenti sebelum Palestina mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri.

Rakyat Palestina adalah pendukung paling awal kedaulatan Republik Indonesia dan berperan penting dalam diplomasi di Timur Tengah bagi pengakuan kemerdekaan Indonesia pasca-Proklamasi. Sebaliknya, Indonesia juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair pada 15 November 1988.

Arys mengatakan, Ikapi sebagai bagian dari bangsa Indonesia berada di sisi Palestina dalam memperjuangkan kedaulatan. Dengan demikian, Ikapi menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina.

"Ikapi juga mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada Adania Shibli, penulis Palestina yang menggambarkan kekejaman Israel lewat  novelnya berjudul Minor Detail," kata Arya.

Ikapi sebelumnya diagendakan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, untuk mempromosikan budaya nasional Indonesia ke khasanah budaya dunia melalui buku di Frankfurt International Book Fair. Namun Ikapi telah membatalkan keikutsertaan dalam kegiatan Frankfurt Book Fair 2023. Ikapi tidak hadir pada acara pembukaan Frankfurt International Book Fair, serta meniadakan sejumlah acara.

"Penulis, penerbit, dan setiap penyelenggara pameran buku seharusnya meyakini bahwa buku memberikan ruang bagi suara-suara yang berbeda dan mencegah dominasi satu pikiran dalam menilai setiap peristiwa. Buku juga berperan dalam menyuarakan perdamaian dan penghapusan penindasan di muka bumi," ujar Arys.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler