Sabda Nabi Muhammad SAW tentang Pemimpin Pendusta dan Menyesatkan

Hadits ini menjelaskan bahwa Allah SWT tidak mencabut ilmu secara sekaligus.

Republika/ Yasin Habibi
Ilustrasi Mencari Pemimpin Umat
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi yang dikenal sebagai Imam Muslim dan Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari yang dikenal sebagai Imam Bukhari meriwayatkan sabda Nabi Muhammad SAW terkait pemimpin.

Imam Muslim meriwayatkan tentang pemimpin pendusta atau pembohong, dan Imam Bukhari meriwayatkan tentang pemimpin bodoh yang sesat dan menyesatkan.

صحيح مسلم ١٥٦: و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan tidak mensucikan mereka." Abu Mu'awiyah menyebutkan, "(Allah SWT) tidak melihat kepada mereka. Mereka mendapatkan siksa yang pedih, yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong." (HR Imam Muslim)

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan mendapatkan siksa yang pedih adalah orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.

Dalam hadits lain dijelaskan bahwa pemimpin bodoh sesat dan menyesatkan.

صحيح البخاري ٩٨: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ

Abdullah bin 'Amru bin Al'Ash berkata bahwa mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama sehingga jika sudah tidak tersisa ulama, maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka (pemimpin dari kalangan orang bodoh) ditanya, mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan." (HR Imam Bukhari)

Hadits di atas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak mencabut ilmu secara sekaligus. Tapi Allah SWT akan mencabut ilmu dengan cara dan proses mewafatkan para ulama terlebih dahulu.

Baca Juga


Kemudian manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang bodoh. Pemimpin bodoh tersebut akan sesat dan menyesatkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler