BI Naikkan Suku Bunga, Bos BCA: Langkah Tepat!
BCA melihat hal itu sebagai upaya penyelamatan BI terhadap kurs rupiah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi enam persen disebut sebagai keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nilai tukar (kurs) rupiah. Beberapa waktu terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah hingga menyentuh Rp 15.800.
"Untuk itu saya pikir keputusan BI menaikkan suku bunga itu malah untuk mencoba mempertahankan kurs rupiah jangan tergerus terus," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, saat konferensi pers paparan kinerja kuartal III BCA yang digelar secara virtual, Kamis (19/10/2023).
Jahja menilai, kurs rupiah berpotensi semakin melemah jika BI tidak mengikuti langkah bank sentral AS Federal Reserve yang sudah beberapa kali mengerek naik suku bunga. Menurut Jahja, hal tersebut sudah banyak dialami negara-negara lainnya, salah satunya di China.
Nilai tukar yen terhadap dolar AS sudah terdepresiasi cukup dalam mencapai 35 persen karena tetap mempertahankan suku bunga rendah. China tidak pernah menaikkan suku bunga meskipun The Fed sudah menaikkan beberapa kali.
Lain halnya dengan nilai tukar dolar Singapura bisa bertahan karena selalu mengikuti dinamika yang terjadi di AS. "Setiap kali AS naikkan suku bunga, Singapura ikut menaikkan suku bunga, makanya mata uangnya terjaga stabil," kata Jahja.
Sebagai informasi, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup melemah sore ini pada perdagangan Kamis (19/10/2023). Nilai tukar rupiah terpangkas 33 poin ke level Rp 15.816 per dolar AS. Sebelumnya, kurs rupih juga turun ke Rp 15.730.