Hamas Bebaskan Dua Sandera Warga AS
Menlu AS mengatakan Hamas masih menahan 10 warga AS lainnya.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok Hamas membebaskan dua sandera warga negara Amerika Serikat (AS). Ibu dan putrinya Judith dan Natalie Raanan adalah sandera pertama yang dibebaskan sejak kelompok kelompok yang menjalankan Gaza melakukan serangan tidak terduga ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.
Para perempuan tersebut berada di Nahal Oz kibbutz, dekat perbatasan Gaza, saat ditahan oleh militer Hamas. Menurut keterangan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mereka sedang dalam perjalanan ke pangkalan militer di Israel tengah.
Juru bicara sayap bersenjata Hamas Abu Ubaida mengatakan, para sandera dibebaskan sebagai tanggapan atas upaya mediasi Qatar. “Untuk alasan kemanusiaan, dan untuk membuktikan kepada rakyat Amerika dan dunia bahwa klaim yang dibuat oleh Biden dan pemerintahan fasisnya adalah salah dan tidak benar, tidak berdasar," ujarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pembebasan sandera terjadi setelah komunikasi terus menerus selama berhari-hari. Dialog mengenai pembebasan sandera akan terus berlanjut.
Sebuah sumber yang menjelaskan mengenai negosiasi pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas mengatakan, pembebasan dua orang warga AS itu adalah langkah pertama. "Diskusi sedang berlangsung untuk pembebasan lebih lanjut," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada hari Jumat (20/10/2023) menyuarakan kelegaan bahwa Hamas telah membebaskan dua sandera AS. Tetapi, Blinken mengatakan Hamas masih menahan hingga 10 warga negara AS lainnya di antara sekitar 200 tawanan yang ditangkap awal bulan ini.
“Masih ada 10 orang Amerika yang belum ditemukan dalam konflik ini. Kita tahu bahwa beberapa dari mereka disandera oleh Hamas, bersama dengan sekitar 200 sandera lainnya yang ditahan di Gaza,” kata Blinken kepada wartawan.
Para sandera, kata Blinken, termasuk laki-laki, perempuan, anak laki-laki, perempuan, orang lanjut usia, dari berbagai negara, semuanya harus segera dibebaskan dan tanpa syarat.
Dua wanita AS yang disandera pada tanggal 7 Oktober oleh Hamas selama perang terhadap Israel, dibebaskan pada hari Jumat dan sekarang berada di Israel. Blinken mengatakan tim dari Kedutaan Besar AS akan mengunjungi mereka, namun tidak memberikan informasi mengenai kondisi mereka.
Ditanya tentang pernyataan Hamas yang mengatakan pihaknya bekerja sama dengan mediator untuk membebaskan lebih banyak sandera sipil, Blinken menyerukan agar semua sandera segera dibebaskan. “Saya tidak akan menerima apa pun yang dikatakan Hamas begitu saja,” katanya, seraya menekankan bahwa setiap sandera harus dibebaskan dan harus dibebaskan sekarang.
Blinken, yang kembali pada Rabu dari tur intensif ke Israel dan beberapa negara Arab, sekali lagi berterima kasih kepada Qatar atas upayanya untuk menjamin pembebasan sandera Amerika.