Kemenkes Ungkap Mayoritas Pasien Cacar Monyet di Indonesia Berorientasi Biseksual

Total hingga hari ini ditemukan delapan kasus cacar monyet, semua kasus di Jakarta.

AP/Mary Altaffer
Vaksinasi cacar monyet diperuntukkan bagi orang-orang yang berisiko tinggi.
Rep: Ronggo Astungkoro, Haura Hafizhah Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia bertambah akibat perilaku seks berisiko. Di mana, dari tujuh kasus konfirmasi monkeypox, enam pasien di antaranya juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual.

Baca Juga


“Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, lewat keterangannya, Senin (23/10/2023).

Maxi mengatakan, pasien monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan. Hal itu kemudian diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Menurut dia, semua kasus monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Di mana, kasus-kasus itu tercatat berasal dari Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Grogol Petamburan, dan Kembangan yang masing-masing berjumlah satu kasus. Sementara dua kasus tercatat berada di Setiabudi.

Data yang sama juga menunjukkan, seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen di antaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

Menyusul penambahan kasus tersebut, Maxi mengatakan, Kemenkes bergegas melakukan upaya penanggulangan. Setidaknya ada tiga upaya yang dilakukan, yakni upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi. Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.

“Terapeutik dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox serta pemantauan kondisi pasien,” jelas dia.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox, terutama pada populasi yang paling beresiko. Kriteria penerima vaksin monkeypox adalah laki-laki yang dalam dua pekan terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.

Vaksinasi monkeypox rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang. Vaksinasi akan diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Maxi mengungkapkan, saat ini seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna. Untuk saat ini para pasien berada dalam kondisi baik dan stabil. Kemenkes memantau perkembangan mereka secara ketat dan terus-menerus.

“Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” terang Maxi.

 


Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama pun mengonfirmasi penambahan kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi delapan kasus. Kasus tersebut terdeteksi di DKI Jakarta.

"Update monkeypox DKI Jakarta per 23 Oktober 2023 pukul 10.00 WIB terdapat kasus positif total 8 orang," kata Ngabila saat dikonfirmasi pada Senin (23/10/2023).

Kemudian, ia menjelaskan satu kasus pada Agustus 2022 dinyatakan sembuh. Satu kasus 13 Oktober 2023 isolasi di Rumah Sakit (RS), lalu satu kasus pada 19 Oktober 2023 juga isolasi RS dan lima kasus pada 21 Oktober 2023 isolasi di RS.

Ngabila menambahkan sembilan orang yang menjadi suspek monkeypox telah menjalani pemeriksaan di laboratorium PCR. Selain itu, terdapat satu orang probable atau menampakkan gejala monkeypox namun belum dilakukan tes PCR. Lalu sebanyak tiga orang yang sebelumnya berstatus sebagai suspek dinyatakan negatif monkeypox.

Ngabila mengingatkan monkeypox penularannya melalui droplet berupa dahak, bersin dan liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh dan kontak seksual.

"Masa inkubasi cukup panjang dari tertular sampai muncul gejala bisa 3 sampai 21 hari tersering 6 sampai 10 hari. Masyarakat jangan panik akan tetapi perlu waspada," kata dia.

Ia menambahkan jika menemukan gejala monkeypox seperti demam, lenting isi air, luka pada kulit apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher, selangkangan dan lipat paha segera datang ke fasilitas kesehatan semua puskesmas dan RS untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. 

"Untuk kontak erat dari kasus positif juga dilakukan pemeriksaan laboratorium segera untuk deteksi dan pengobatan dini," kata dia.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan telah menginstruksikan Dinkes DKI membentuk tim pelacakan kasus cacar monyet. "Saya tugaskan Bu Dinas Kesehatan (Dinkes DKI) bikin tim untuk tracing kasus (monkeypox). Ketemu (kasus baru) salah satunya karena tracing," kata Heru di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat pada Senin (23/10/2023).

Heru mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) terkait temuan kasus monkeypox. Sehingga ia yakin dapat mengatasi kasus yang terdeteksi di Jakarta.

"Saya komunikasi ketat dengan Pak Menkes. Jadi detail peristiwanya, detail tracing-nya kami paham. Saya tahu," kata dia.

 

Beda cacar monyet dan cacar air. - (Republika)

Sebelumnya, Staf Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  Robert Sinto, mengingatkan aktivitas seksual berperan dalam transmisi cacar monyet. Robert saat webinar yang diikuti dari Jakarta, Kamis pekan lalu, meminta hal itu betul-betul diperhatikan karena banyak kasus yang ditemukan di dunia, berasal dari transmisi hubungan seks dalam setahun terakhir.

“Dalam satu tahun terakhir dari 2022-2023, mode transmisi kontak erat melalui hubungan seksual ini yang menjadi faktor, yang sering dihubungkan dengan kasus cacar monyet satu tahun belakangan ini,” ujar Robert.

Sentuhan kulit atau cairan yang menempel ke orang lain dapat membuat orang yang tersentuh jadi terinfeksi. Dengan demikian, seks bisa menjadi aktivitas pasangan yang rentan jika salah satu pihak sudah terinfeksi cacar monyet.

Dia menyatakan kondom tidak menjamin dapat melindungi diri dari cacar monyet 100 persen ketika berhubungan seks dengan pasangan. “Kondom itu tidak bisa melindungi dari penularan karena seks itu kontak erat langsung, bukan masalah cairannya,” kata Robert. 

Robert menuturkan, kondom tidak dapat menutupi seluruh bagian permukaan tubuh selama berhubungan seks. Sedangkan penularan cacar monyet utamanya disebabkan oleh kontak fisik antarmanusia maupun droplet berupa air liur dan keringat.

Meski demikian, Robert menyatakan kondom dapat dijadikan upaya dalam meminimalisir potensi penularan cacar monyet. Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak berganti-ganti pasangan untuk melakukan hubungan seks dan menjaga kebersihan diri.

Mengurangi penyebaran cacar monyet termasuk memakai masker, rajin mencuci tangan dan memakai pakaian lengan panjang ketika berada di tempat publik karena virus cacar monyet bisa menempel di permukaan benda seperti pegangan eskalator maupun gagang pintu.

“Itu akan sangat mengecilkan penularan. Apalagi jalur penularan yang saat ini sedang banyak dilaporkan adalah dari hubungan seks,” kata Robert.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga menyatakan, seseorang yang memiliki partner seksual banyak dapat berisiko tinggi terinfeksi penyakit cacar monyet. "Bisa melalui kontak langsung, seperti berciuman, hubungan seks, terutama hubungan seks yang multiseks atau dengan partner lain yang tidak diketahui," kata Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendarwan saat dihubungi di Jakarta, Rabu pekan lalu.

Harimat menjelaskan, virus monkeypox dapat menginfeksi tak hanya melalui hewan, namun juga dapat ditransmisikan melalui kontak fisik secara langsung atau kontak seksual dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Ia menjelaskan penyakit zoonosis langka tersebut bisa masuk tubuh melalui kulit yang terluka atau permukaan lapisan kulit dalam (mukosa), mulut, dan faring.

Selain itu, ujar dia, virus tersebut bisa masuk melalui alat kelamin serta anus. Selain kontak fisik dan seksual dengan penderita, kata dia, penyakit cacar monyet bisa ditularkan lewat benda yang sudah terkontaminasi serta hewan, seperti monyet, tupai, dan tikus yang terinfeksi virus.

"Kontak fisik maupun juga melalui benda yang sudah disentuh oleh penderita kemudian disentuh orang lain atau bisa juga dari hewan ke manusia, bisa dari kera, tupai, tikus yang mengandung virus monkeypox," katanya.

Menurut Harimat, upaya mitigasi penyakit agar tak menyebar luas, antara lain menerapkan pola hidup sehat, seperti rajin mencuci tangan, menghindari kontak dengan penderita, serta melakukan seks yang aman. "Berhubungan seks yang aman dengan partner, jangan pria suka pria, dan multipartner," ujarnya.



sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler