Mengenal Empat Sandera yang Dibebaskan Hamas
Empat sandera yang dibebaskan Hamas semuanya perempuan
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas melepaskan kembali dua sandera yang sebelumnya ditahan usai serangan tidak terduga ke Israel pada 7 Oktober 2023. Pelepasan ini menambah jumlah sandera yang diserahkan menjadi empat orang yang semuanya adalah perempuan.
Kedua sandera yang baru dibebaskan pada Senin (23/10/2023), Yocheved Lifshitz yang berusia 85 tahun dan Nurit Cooper yang berusia 79 tahun. Sedangkan dua sandera sebelumnya dilepaskan pada 20 Oktober adalah seorang ibu dan putrinya Judith berusia 59 tahun dan Natalie Raanan berusia 17 tahun.
NURIT COOPER
Laporan ABC 10News telah mengonfirmasi, Nurit merupakan ibu dari Rotem Cooper yang merupakan warga Carmel Valley, California, Amerika Serikat. Cooper dan suaminya Amiram tinggal di daerah di luar Gaza.
Rotem mengatakan orang tuanya terpaksa mencari perlindungan di rumah mereka ketika serangan Hamas terjadi. Setelah tidak mendengar kabar dari orang tuanya selama beberapa hari, Rotem tiba di Israel. Menurut Rotem, percikan darah dan beberapa data pelacakan telepon menunjukkan orangtuanya diculik.
Teman keluarga dan sesama penduduk Carmel Valley Ayelet Schori bereaksi terhadap pembebasan Cooper. Ada perasaan senang dan gembira, tetapi ada juga kekhawatiran yang terus berlanjut bagi mereka yang masih ditahan, termasuk suami Nurit.
Suami Nurit dan Yocheved termasuk di antara mereka yang ditangkap pada 7 Oktober. Hamas mengatakan pihaknya membebaskan perempuan tersebut atas dasar kemanusiaan.
YOCHEVED LIFSHITZ
Menurut pengakuan cucu Yocheved, Daniel, neneknya merupakan seorang aktivis perdamaian yang bersama suaminya membantu warga Palestina yang sakit di Gaza. Mereka selama bertahun-tahun membawa orang yang sakit sampai ke rumah sakit.
“Mereka adalah aktivis hak asasi manusia, aktivis perdamaian sepanjang hidup mereka,” kata Daniel di Tel Aviv sebelum pembebasan tersebut dikonfirmasi.
“Selama lebih dari satu dekade, mereka membawa… warga Palestina yang sakit dari Jalur Gaza, bukan dari Tepi Barat, dari Jalur Gaza setiap minggu dari perbatasan Erez ke rumah sakit di Israel untuk mendapatkan pengobatan atas penyakit mereka, untuk kanker, untuk apa pun," ujarnya.
Yocheved dan suaminya yang berusia 83 tahun, Oded, diculik dari rumah mereka di kibbutz Nir Oz, dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan. Hamas memposting video di halaman Telegramnya yang menunjukkan Yocheved diserahkan kepada para pekerja di Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang mengatakan mereka membantu mengangkut keluar dari Gaza.
Dalam video tersebut, seorang pria yang membawa senjata panjang dan mengenakan rompi anti peluru bergambar bendera Hamas mengawal Yocheved ke sebuah van ICRC berwarna putih. Sebelum memasuki van, dia mengulurkan tangannya kepada pria itu dan mengucapkan "salam", bahasa Arab untuk perdamaian.
Putri Yocheved bernama Sharon yang berada di London Inggris menyatakan kelegaan ibuynya telah dibebaskan. "Meskipun saya tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata kelegaan karena dia sekarang aman, saya akan tetap fokus untuk menjamin pembebasan ayah saya dan semua orang sekitar 200 orang, orang-orang yang tidak bersalah yang masih menjadi sandera di Gaza," katanya.
Sharon menyatakan, kebaikan orang tuanya itu yang bisa menyelamatkan mereka. “Saya tumbuh, Anda tahu, dengan semua cerita Holocaust tentang bagaimana semua nyawa paman saya diselamatkan karena tindakan kebaikan," katanya.
“Apakah saya ingin itu menjadi cerita di sini? Ya," ujar Sharon.
JUDITH DAN NATALIE RAANAN
JUDITH DAN NATALIE RAANAN
Judith dan Natalie melakukan perjalanan ke Israel dari rumah mereka di Evanston, Illinois, AS, untuk merayakan ulang tahun ibu Judith yang ke-85 dan menandai musim liburan Yahudi bersama keluarga. Saudara laki-laki Natalie dan anak tiri Judith, Ben, mengatakan di tengah pergolakan kedatangan Hamas, Natalie mengirim pesan kepada ayah mereka bahwa dia dan Judith bersembunyi dan berusaha tetap aman di tengah suara ledakan dan tembakan.
Ayah Natalie dan mantan suami Judith, Uri, mengatakan kepada ABC7-Chicago bahwa dia terakhir mendengar kabar dari putrinya saat dia bergegas ke ruang aman. Namun sekarang mereka sudah kembali berkumpul dengan keluarga usai dibebaskan oleh Hamas.
Sepupu Natalie Ayelet dan Or Sella menyatakan, saat ini ibu dan anak itu sehat secara fisik. “Kami bahkan tidak dapat membayangkan apa yang telah mereka lalui selama dua minggu terakhir ini. Perlu waktu untuk memahami mereka," kata Or.
Meskipun keluarga itu bersukacita atas kembalinya Judith dan Natalie, mereka sama sekali tidak merayakannya. Delapan kerabat mereka masih disandera oleh Hamas dan tiga anggota keluarga lainnya meninggal dunia dalam serangan mendadak pada 7 Oktober.