Anies-Muhaimin Bakal Bentuk Dana Abadi EBT Jika Menang Pemilu 2024
Anies-Muhaimin juga memperhatikan keberadaan mafia migas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menjanjikan bakal membentuk Dana Abadi yang disiapkan untuk melakukan riset terhadap penemuan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Isu terkait penggunaan EBT diangkat oleh pasangan ini sebagai salah satu program dalam agenda ketahanan energi untuk mencapai misi yang pertama, yakni yakni memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air.
“Dana Abadi berasal dari pendapatan sumber daya alam, yang dialokasikan untuk riset EBT, peningkatan kualitas manusia, dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT,” tulis pasangan ini dalam uraiannya.
Anies-Muhaimin memastikan, upaya diversifikasi energi akan dilanjutkan pada pemerintahan mereka dengan mengoptimalisasi seluruh potensi yang ada. Baik itu bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen, hingga tenaga surya.
Hal itu dipastikan bisa berjalan lewat dukungan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi, serta dengan memaksimalkan transfer teknologi.
Pasangan ini juga mendorong inovasi pembiayaan EBT melalui berbagai pendekatang. Termasuk lewat project development funding, viability gap financing, dan credit enhancement funding.
Indonesia dinilainya juga dapat memanfaatkan green financing atau pembiayaan hijau dengan bunga yang kompetitif dan merealisasikan peluang perdagangan karbon serta bursa karbon untuk mendapatkan sumber pendanaan murah dari luar negeri.
Sementara di level masyarakat, Anies-Muhaimin bila terpilih akan terus mendorong penggunana kendaraan umum melalui edukasi, perbaikan sarana-prasarana, serta peningkatan layanan. Terakhir, baru diikuti dengan konversi menuju kendaraan umum listrik.
Sementara untuk energi fosil, Anies-Muhaimin juga siap untuk mewujudkan perencanaan produksi dan ekspor energi berorientasi kepentingan nasional dengan mempertimbangkan keamanan suplai dan cadangan dalam negeri.
Di kancah internasional, Indonesia, menurut pasangan ini, harus terus menjalin kerja sama dengan negara produsen, termasuk di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah, dan Timur Tengah demi mendapatkan energi murah.
Upaya itu diharapkan juga dapat membantu peningkatan stok impor bahan bakar minyak (BBM) nasional ke tingkat yang aman. Anies-Muhaimin juga memperhatikan keberadaan mafia migas yang selama ini dinilai ikut bermain dalam fluktuasi harga.
“Memperkuat tata kelola importasi energi, terutama migas untuk menekan ruang gerak para spekulan guna memberikan harga terbaik bagi rakyat,” ujarnya.