RS Indonesia di Gaza Terus Terima Korban, Meski Operasional Lumpuh Total   

RS Indonesia tak luput dari serangan Zionis Israel

Fadi Majed via AP
Jenazah yang tergeletak di luar rumah sakit Indonesia setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya di pinggiran Kota Gaza, Selasa, (31/10/2023).
Rep: Amri Amrullah, Kamran Dikarma Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Puluhan korban gugur dan luka-luka akibat pemboman Israel masih saja dibawa ke Rumah Sakit Indonesia, walau RS yang pembangunannya diinisiasi MER-C ini sudah tak bisa beroperasi karena kehabisan bahan bakar dan energi.

Baca Juga


"Kami memiliki beberapa informasi baru mengenai terhentinya kegiatan operasional yang terjadi di dekat Rumah Sakit Indonesia," kata Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Atef al-Kahlout, berbicara kepada Aljazirah, Jumat (4/11/2023) dini hari. 

"Kami menerima lebih dari 50 orang tewas dan terluka dalam pemboman Israel baru-baru ini. 40 persen dari mereka yang terbunuh dan terluka dalam pengeboman tersebut adalah anak-anak,'' ujarnya.

Al-Kahlout menambahkan generator utama rumah sakit Indonesia telah berhenti 48 jam yang lalu. "Kini kami mengalami kekurangan tenaga medis yang parah. Karena itu, saya memohon kepada masyarakat internasional untuk memberikan perlindungan kepada konvoi medis yang dijadwalkan berangkat besok menuju penyeberangan Rafah," katanya menambahkan.

 Sementara itu, pihak militer Israel telah mengkonfirmasi bahwa "pesawatnya telah menghantam sebuah ambulans" di Gaza. Militer mengklaim bahwa pesawat itu digunakan oleh pejuang Hamas.

Sementara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan konvoi ambulans tersebut, akan sedang mengangkut pasien warga sipil yang terluka ke perbatasan Rafah dengan Mesir.

Seorang juru bicara Kementerian juga mengatakan sebelumnya bahwa Palang Merah telah diberitahu bahwa konvoi medis ambulans akan meninggalkan Rumah Sakit al-Shifa, sebelum diserang. Namun akhirnya konvoi ambulance membawa pasien luka ke perbatasan Rafah tersebut, harus hancur terkena bom Israel.  

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat menyerukan "penghormatan penuh terhadap hukum internasional," menekankan bahwa rumah sakit tidak boleh dijadikan sasaran serangan, menyusul laporan serangan Israel di gerbang utama Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

Saat menanggapi pertanyaan wartawan Anadolu tentang kemungkinan PBB menyusun rencana menegakkan hukum internasional dan mencegah serangan Israel ke fasilitas kesehatan, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan, "Kami terus menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional." "Ini mencakup ketentuan bahwa rumah sakit tidak boleh digunakan dalam pertempuran apa pun," ujarnya.

Baca juga: Semangka yang Jadi Simbol Perlawanan Rakyat Palestina Disebutkan dalam Alquran?

"PBB selalu siap menyampaikan seruan dalam setiap kasus (konflik)," kata Dujarric yang mencatat bahwa PBB sebelumnya telah menyerukan penghormatan terhadap hukum internasional dalam konflik, seperti yang terjadi di Ukraina dan Sudan.

Ketika ditanya tentang aksi PBB selain menyerukan penghentian permusuhan atau mengecam aksi brutal, Dujarric mengklarifikasi bahwa dia hanya bisa berbicara mewakili sekretaris jenderal PBB.

"Kami terus menyerukan hal ini dan terus mendorongnya di hadapan umum dan terus mendorongnya secara pribadi," katanya.

"Ada bagian legislatif lain di PBB, yang mungkin bisa berbuat lebih banyak untuk memastikan pengakhiran konflik," ucap Dujarric.

Pada Jumat, serangan bom Israel menargetkan ambulans di depan gerbang utama Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, yang menyebabkan kematian beberapa warga Palestina dan melukai banyak lainnya.

Hingga Jumat lalu, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023 lalu telah melampaui 9.200 jiwa. Sebanyak 70 persen dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.

Sementara korban luka di Gaza telah menembus 22 ribu orang. Agresi Israel juga mengakibatkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi. 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler