PPUMI Ajak Atasi Stunting dengan Membangun Ekonomi Perempuan

Banyak yang menganggap perkara stunting hanya soal tumbuh kembang saja.

Dok. Web
Launcing Gerakan Zero Stunting Indonesia 2030.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI)  Munifah Syanwani mengatakan untuk menuju Indonesia zero stunting maka ekonomi kaum perempuan berperan penting dalam mengatasi stunting. Ekonomi perempuan dapat dibangun melalui UMKM. Maka UMKM perempuan juga perlu diberdayakan akan semakin mandiri dan bermanfaat.

Baca Juga


"Ekonomi perempuan dan ekonomi  rumah tangga sangat penting, kita bangun dari kalangan UMKM mikro. Kita bangun ekonomi kaum perempuan, kita entaskan kemiskinan, kita tuntaskan stunting," ujar Ketua Umum PPUMI (PPUMI) dalam Peluncuran Gerakan Zero Stunting Indonesia 2030, seperti dinukil pada Sabtu (4/10/2023). 

Gerakan Zero Stunting Indonesia 2030 yang digagas oleh PPUMI dan dideklarasikan pada saat Rakernas II PPUMI yang menghadirkan pengurus PPUMI secara nasional dengan tujuan bahwa semua kepengurusan PPUMI se-Indonesia melakukan hal yang sama di daerah dan wilayahnya masing masing bekerjasama dengan semua unsur baik pemerintah maupun swasta.

Ketua PPUMI menambahkan bahwa banyak yang menganggap perkara stunting hanya soal tumbuh kembang saja. Padahal, stunting dipengaruhi banyak hal. Kemampuan ekonomi perempuan bisa jadi berperan dalam persoalan stunting nasional.

“Kurang nutrisi dan gizi buruk yang menyebabkan stunting bisa ditekan jika ibu punya kemampuan mendapatkan dan memberi gizi yang baik bagi dirinya dan anaknya. Kemampuan itu antara lain bisa didapatkan lewat pemberdayaan UMKM perempuan,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, calon orang tua seharusnya mendapat pembekalan sejak dini, kalau bisa sejak remaja. Mereka diberi tahu soal kesehatan reproduksi, tumbuh kembang anak, hingga cara mengatasi aneka persoalan perawatan anak.

Kini, prevalansi stunting nasional mencapai 21,6 persen. Diharapkan dengan adanya Gerakan ini, maka pada 2030 menjadi zero stunting, dengan diawali target penurunan angka stunting nasional turun menjadi 14 persen pada 2024. Karena itu, perlu kerja sama berbagai pihak untuk mengatasinya.

Di Pusat sendiri Gerakan Zero Stunting tsb selain didukung oleh lembaga pemerintah juga oleh swasta yang diantaranya adalah Pertamina, BCA dan Pasar Modal Bursa Efek Indonesia serta stakeholders lainnya. Semoga kegiatan ini menjadi gerakan bersama secara nasional.

Menteri Keuangan RI, sekaligus Ketua Dewan Pembina Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) Sri Mulyani Indrawati dalam pidato pengarahannya menegaskan peran penting UMKM yang dikelola perempuan pada perekonomian nasional. UKMM yang dikelola perempuan juga berperan penting dalam mengatasi stunting. "UMKM berperan besar bagi perekonomian Indonesia," ujar Menteri Keuangan.

UMKM menyumbangkan Rp 12.600 triliun dari Rp 19.088 triliun produk domestik bruto Indonesia. Dari 65,5 juta UMKM Indonesia, 40,9 juta dipimpin atau dikelola perempuan. Dengan demikian, perempuan berperan amat besar bagi perekonomian Indonesia. "Perempuan menunjukkan punya nilai tambah bagi perekonomian Indonesia," ujarnya. 

Selain peran UMKM perempuan, Menkeu juga membahas isu stunting. Isu itu salah satu prioritas PPUMI. Butuh kerja sama lintas sektoral dan pihak untuk mengatasi stunting.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) hadir dalam acara Rakernas II PPUMI dan Gerakan Zero Stunting Indonesia 2030 Bintang Puspayoga untuk memberikan Keynote Speech. Hadir juga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan perwakilan Bank Indonesia serta Wakil Walikota Bogor sebagai tuan rumah dan beberapa pejabat setempat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler