Tiga Bulan Terakhir, Beras Dominan Kerek Inflasi
Ekonom menilai, perlu diwaspadai dorongan dari inflasi pangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluhan terkait kenaikan harga beras mulai bermunculan dari masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Oktober 2023 secara bulanan mencapai 0,17 persen. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan secara bulanan, beras menyumbang andil kepada inflasi Oktober 2023 sebesar 0,06 persen.
"Komoditas beras ini memang memiliki bobot besar dalam perhitungan indeks harga konsumen (IHK). Jika ada kenaikan harga beras akan sangat berdampak kepada inflasi," kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu (1/11/2023).
Pudji menyebut, harga beras merupakan komoditas pokok yang sifatnya inelastis. Dia menuturkan, kenaikan harga beras tidak serta merta menurunkan konsumsinya atau berakhir kepada substitusi lainnya.
"Secara teoretis hubungan efektivitas kenaikan suku bunga terhadap penurunan inflasi beras adalah secara tidak langsung, tapi ini perlu ada kajian akademis," ucap Pudji.
BPS mencatat, pada Oktober 2023, inflasi beras masih terjadi di 87 kota. Beras juga merupakan penyumbang andil inflasi terbesar selama tiga bulan berturut pada Agustus hingga Oktober 2023. Pada Oktober 2023, inflasi beras sebesar 1,72 persen dengan andil sebesar 0,06 persen. Secara kumulatif selama 2023, beras juga menyumbang andil inflasi terbesar yaitu 0,49 persen secara year to date.
Selama Oktober 2023, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan pada 856 perusahaan penggilingan di 31 provinsi. Dari survei tersebut diperoleh 1.069 observasi beras di penggilingan.
Pada Oktober 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 13.372 per kilogram. "Harga ini naik sebesar 3,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya," ucap Pudji.
Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 13.012 per kilogram atau naik sebesar 2,57 persen. Lalu rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 12.381 per kilogram atau naik sebesar 5,41 persen.
"Dibandingkan dengan Oktober 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 28,54 persen, 29,55 persen, dan 30,11 persen," tutur Pudji.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan perlu diwaspadai dorongan dari inflasi pangan. Faisal menjelaskan, hal tersebut dikarenakan saat ini bersamaan dengan produksi stok pangan yang cenderung berkurang, khususnya setelah melewati panen gadu pada September 2023.
"Walaupun beras mengalami peningkatan yang belum signifikan tapi ada kecenderungan dalam bulan-bulan ke depan inflasi pangan akan lebih tinggi lagi," kata Faisal.
Faisal menjelaskan, hal tersebut dikarenakan saat ini bersamaan dengan produksi stok pangan yang cenderung berkurang. Khususnya setelah melewati panen gadu pada September 2023.
Biasanya, lanjut Faisal, setiap tahun menjelang Natal dan Tahun Baru, inflasi memang meningkat. "Ini sejalan dengan berakhirnya masa panen gadu dan baru mau masuk panen raya pada Februari 2024 Feb 2024," jelas Faisal.
Faisal menuturkan, dalam periode tersebut biasanya stok relatif berkurang dan membuat harga juga meningkat. Selain itu juga adanya kekhawatiran akan iklim atau El Nino.