Raja Yordania Tolak Pemisahan Tepi Barat dan Gaza
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Raja Yordania, Abdullah II, pada Selasa (7/11/2023), menekankan penolakan negaranya terhadap segala upaya untuk memisahkan Tepi Barat dan Jalur Gaza. Pernyataan tersebut disampaikan Raja Yordania di ibu kota Belgia, Brussel, selama pertemuannya dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
"Tepi Barat ataupun Gaza merupakan perpanjangan tangan Negara Palestina," ujar Raja Abdullah II, dilaporkan Middle East Monitor.
Abdullah II juga menegaskan kembali perlunya upaya pascaperang untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara. Raja Yordania secara terpisah bertemu dengan Ketua Dewan Uni Eropa, Charles Michel, dan Presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Setidaknya 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 wanita, telah terbunuh di Jalur Gaza. Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai hampir 1.600 orang.
Setidaknya 163 warga Palestina gugur dan 2.200 lainnya terluka oleh pasukan Israel di Tepi Barat pada periode yang sama. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan, orang-orang di seluruh Jalur Gaza tidak mendapat bantuan. Mereka dibunuh, dibom, dan dipaksa keluar dari rumah mereka selama serangan yang sudah berlangsung satu bulan.
"Perjuangan sehari-hari untuk menemukan roti dan air. Pemadaman listrik memisahkan orang-orang dari orang-orang terkasih dan seluruh dunia. Ini adalah pengungsian paksa dan tragedi kemanusiaan dengan skala yang sangat besar," kata Abdullah II.
Yordania kirim pasokan medis darurat ...
Yordania mengirim pasokan medis darurat melalui udara ke rumah sakit lapangan di Jalur Gaza. Raja Abdullah II pada Senin (6/11/2023) mengatakan, angkatan udara Yordania telah mengirimkan bantuan medis mendesak ke rumah sakit lapangan yang dioperasikan oleh kerajaan di Gaza sejak 2009.
“Personel angkatan udara kami yang tak kenal takut mengirimkan bantuan medis darurat ke rumah sakit lapangan Yordania di Gaza pada tengah malam,” kata Raja Abdullah II di platform media sosial, X.
“Ini adalah tugas kita untuk membantu saudara-saudari kita yang terluka dalam perang di Gaa. Kami akan selalu ada untuk saudara-saudara kami di Palestina," ujar sang raja.
Militer Israel telah berkoordinasi dengan Yordania mengenai pengiriman pasokan medis tersebut. “Peralatan itu akan digunakan oleh staf medis untuk pasien,” kata militer Israel.
Bulan lalu, Arab News mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa rumah sakit lapangan Yordania menghadapi ancaman nyata dan kemungkinan akan segera berhenti beroperasi karena kurangnya pasokan di tengah pengeboman Israel.
Organisasi-organisasi kemanusiaan telah memperingatkan meningkatnya krisis kemanusiaan akibat kekurangan makanan, air, listrik dan bahan bakar yang disebabkan oleh blokade Israel dan pengeboman yang terus berlanjut di Gaza.