Salah Kaprah tentang Kiamat

Ada yang mengatakan bahwa jika di timur Tengah terjadi perdamaian, maka kiamat akan segera datang. Pernyataan itu jelas keliru alias salah kaprah

retizen /ahmad muttaqillah Muttaqillah
.
Rep: ahmad muttaqillah Muttaqillah Red: Retizen
Ilustrasi Hari Kehancuran

Banyak orang yang ingin mengetahui makna kiamat yang sebenarnya. Dalam Teks-teks lisan dan teks tulis kata kiamat memiliki makna yang beragam. Pertama, Kata kiamat berasal dari bahasa Arab, yaitu qaama, yaquumu, qiaman atau qiamatan yang sering diucapkan dengan kiamat. Bila merujuk pada asal kata tersebut maknanya adalah kebangkitan.


Ada sebagian kalangan memaknainya sebagai kebangkitan ruh, bangkitnya kesadaran akan kebenaran, bangkitnya jiwa-jiwa yang suci. Bila merujuk pada makna tersebut adalah gambaran situasi kehidupan yang aman, damai, dan tenteram, tiada lagi kekacauan, bukan lagi bermakna kehancuran alam semesta.

Kedua, dalam kamus bahasa Indonesia makna kiamat memiliki variasi sebagai berikut: (1) Hari kebangkitan sesudah mati (orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya); (2) Hari akhir zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap); (3) berakhir, tidak akan muncul lagi; (4) celaka sekali.

Ketiga, kebanyakan masyarakat memahami kiamat adalah hari kehancuran semesta. Apakah hari kehancuran semesta akan terjadi? Semua orang akan menjawab ya. Karena hal ini telah dijelaskan dalam kitab-kitab suci umat manusia, dan diperkuat pula oleh para ahli ilmu alam. Artinya hari kehancuran semesta alam merupakan kepastian. Kiamat yang dimaksudkan inilah semua manusia tidak akan mengetahui tentang waktu terjadinya.

Seperti yang dijelaskan di dalam kitab suci umat Islam (Al-Qur’an) dalam surat Al-A’raf ayat 187:

يَسۡ َٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّيۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقۡتِهَآ إِلَّا هُوَۚ ثَقُلَتۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ لَا تَأۡتِيكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةٗۗ يَسۡ َٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنۡهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ١٨٧

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Dapat dirangkum dari ayat di atas bahwa hari kehancuran semesta (1) berat huru-haranya (2) tiada diketahui waktunya (3) datang dengan tiba-tiba (4) Hanya Allah yang mengetahui waktunya. Selesai sampai di sini.

Selanjutnya banyak orang yang berseloroh kalau di Timur Tengah terjadinya perdamaian akan terjadinya kiamat. Pertanyaannya kiamat yang mana, hari kedamaian atau hari kehancuran semesta?

Apabila kiamat itu dinyatakan sebagai hari kehancuran semesta, jelas tiada manusia yang tahu. Maka kedamaian tak bisa dikaitkan langsung dengan kehancuran semesta (kiamat). Ketika kedamaian Timur Tengah dikaitkan dengan kehancuran alam semesta adalah salah kaprah, sebab berlawanan dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan.

لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى أَنْ لاَ يُقَالَ فِي اْلأَرْضِ ” اللّه اللّه ” , وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ عَلَى رَجُلٍ يَقُوْلُ ” اللّه اللّه

“Tiada akan datang hari kiamat selama masih ada di muka bumi yang memanggil nama ALLAH, ALLAH dan kiamat tidak akan datang menimpa orang yang menyebut nama ALLAH , ALLAH . (Hadits Riwayat Muslim).

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ .

“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.”

Jadi kiamat (hari kehancuran) tidak akan segera datang manakala masih ada orang yang mnyebut nama Allah, damai hatinya, damai lingkungannya, damai negaranya jika masyarakat masih mengingat Allah, jika syariat Islam ditegakkan maka hari kehancuran semesta tidak akan segera datang.

Dari hadis di atas dapat disimpulkan, kiamat akan datang manakala semua orang saling membunuh, merusak, terus berperang, mereka lupa akan Allah SWT. Jadi berdasarkan nas-nas di atas bahwa perdamaian tidak mempercepat kiamat, bisa jadi mengundurkan kiamat. Wallahu A’lam.

sumber : https://retizen.id/posts/244288/salah-kaprah-tentang-kiamat
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler