Jenderal Agus Subiyanto: Netralitas TNI Harga Mati
Apabila TNI berpolitik praktis akan dikenakan hukuman pidana atuapun disiplin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI terpilih, Jenderal Agus Subiyanto menekankan pentingnya netralitas TNI pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. Netralitas tersebut perlu ditekankan mengingat banyaknya anggapan ia "orang dekat" dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tentang netralitas TNI, saya sudah sampaikan kepada Komisi I bahwa kita, TNI koridornya sudah jelas bahwa netralitas TNI harga mati," tegas Agus usai uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi I DPR, Senin (13/11/2023).
Netralitas TNI pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. TNI dalam Pemilu 2024 berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Di dalamnya mengatur, sanksi denda maupun pidana bagi anggota TNI aktif yang terlibat dalam kampanye.
Dalam UU Pemilu, bentuk keikutsertaan selanjutnya yang tidak boleh dilakukan oleh anggota TNI adalah termasuk melaksanakan, menjadi peserta, dan tim kampanye peserta pemilu. Lalu, aparat TNI juga dilarang melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan peserta atau tim kampanye tertentu di pemilu.
"Apabila TNI berpolitik praktis akan dikenakan hukuman pidana atuapun disiplin, hukuman disiplin dari atasannya. Kita juga sudah menjelaskan kepada Komisi I bagaimana langkah-langkah netralitas TNI ini," ujar Agus.
Sementara itu dalam fit and proper test-nya, ia menyampaikan visinya jika terpilih sebagai panglima TNI, yang disingkatnya dengan sebutan PRIMA. "Guna terlaksananya semua tugas TNI yang telah ditetapkan, saya memiliki visi TNI yang PRIMA, yaitu TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif," ujar Agus.
Visi tersebut dalam rangka membangun institusi TNI yang memiliki daya tahan dan daya gempur. Serta, guna menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang akan membahayakan integritas bangsa.
Adapun untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat lima misi yang dibawanya jika terpilih sebagai panglima TNI. Pertama, memelihara dan memantapkan profesionalisme sebagai alat pertahanan negara. "Dua, meningkatkan kemampuan perang yang responsif dalam menghadapi lingkungan strategis," ujar Agus.
Ketiga, memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan kepolisian, kementerian, lembaga, dan komponen bangsa lainnya. Keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. "Lima, mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntunan tugas dan spektrum ancaman," ujar Agus.