Empat Hikmah dari Surat Al Mulk Bagi Jiwa

Setiap surat di dalam Alquran memiliki hikmah dan keistimewaan tersendiri.

Republika
Seorang Jamaah membaca Alquran
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap surat di dalam Alquran memiliki hikmah dan keistimewaan tersendiri, salah satunya adalah Surat Al Mulk. Apa saja hikmah dari surat tersebut bagi jiwa?

Dilansir di About Islam, Kamis (16/11/2023), seorang dokter yang berpraktik kedokteran di Amerika yang juga memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman pengorganisasian komunitas Islam serta pendiri SALIM Life LLC, Hana Alasry, menjabarkan empat hikmah Surat Al Mulk bagi jiwa. Berikut penjabarannya.

Baca Juga


Hikmah Surat Al Mulk

1. Surat Al-Mulk adalah sekutu bagi orang yang beriman

Keberkahan Surat Al-Mulk di atas membuat kita bertanya-tanya, jika Alquran akan bertindak sebagai sekutu untuk membela kita di saat-saat paling rentan, apakah kita memperlakukannya seperti sekutu? Atau apakah kita menggunakan alasan yang banyak digunakan anak muda dengan mengatakan, “Saya sibuk. Saya akan membahasnya nanti. Saya akan mencari waktu.”

BACA JUGA: Doa Qunut Nazilah untuk Warga Palestina yang Berada dalam Peperangan

Hana menjabarkan pelajaran pertama dari Surat Al-Mulk bahkan sebelum seorang Muslim mulai membacanya adalah dengan memperlakukan Alquran seperti seorang teman. Habiskan waktu dengannya dan dengarkan itu berulang-ulang.  

Salah satu refleksi paling kuat yang pernah ia dengar tentang Alquran adalah karena Alquran merupakan wahyu dari Allah. Maka Alquran bisa dikatakan 'hidup'.

Alquran berbicara kepada orang yang beriman dengan cara yang diizinkan Allah. Surat Al-Mulk tidak terkecuali, maka ia menekankan bagi seorang Muslim untuk berteman dengannya dan biarkan ia berbicara kepada sanubari hati orang-orang beriman.

Baca Surat Al Mulk di sini

Selanjutnya...

2. Allah menciptakan makhluk-Nya dengan utuh

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Mulk ayat 3-4, "Allazii khalaqa sab'a samaawaatin tibaaqam maa taraa fii khalqir rahmaani min tafaawutin farji'il basara hal taraa min futuur. Summar ji'il basara karrataini yanqalib ilaikal basaru khaasi'anw wa huwa hasiir."

Yang artinya, "(Dia) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?

Kemudian, ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih."

Jika dicermati, kata Hana, ayat tersebut memerintahkan pengulangan untuk membacanya lagi. Harga diri, kata Hana, merupakan perjuangan banyak anak muda yang dapat terbawa hingga dewasa. Hal ini terdokumentasi dengan baik dalam literatur penelitian dan siapa pun yang bekerja dengan kaum muda dapat membuktikannya secara anekdot.

Lantas bagaimana kaitannya dengan ayat ini? Allah yang menciptakan langit tanpa jeda pun menciptakan manusia beserta jiwanya. Allah yang menjaga langit tetap utuh telah memberi manhsia semua yang dibutuhkan untuk tetap utuh di dunia ini.

Dia telah memberi petunjuk bagi manusia berupa Alquran dan teladan Nabi Muhammad. Sayyidina Umar bin Khattab diketahui pernah berkata, “Sesungguhnya kami adalah kaum yang tercela dan Allah memuliakan kami dengan Islam. Jika kita mencari kehormatan dari sesuatu selain yang telah diberikan Allah kepada kita, niscaya Allah akan mempermalukan kita."

Dari itu dapat diketahui bahwa terdapat satu lagi pengingat indah akan harga diri, terutama ketika seseorang merasa ragu atau malu dalam melakukan tindakan seorang Muslim di depan umum.

Selanjutnya...

3. Allah Maha Tahu sehingga tidak ada yang bisa disembunyikan dari hati

Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menyembunyikan apa yang ada di hati. Entah, misalnya, seseorang berbicara secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, tapi sesungguhnya Dia pasti yang lebih mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Al Mulk ayat 13-14. Ibnu Abbas merenungkan bahwa alasan diturunkannya ayat ini adalah karena orang-orang kafir akan memfitnah Nabi dan saling mengingatkan untuk berbisik/diam. Mereka sepertinya mengabaikan bahwa Allah mendengar semuanya.

Pelajaran dalam ayat-ayat ini hampir menghantui dan tidak dimaksudkan hanya untuk kaum Quraisy saja. Hikmahnya, diucapkan atau tidak, apa yang sebenarnya ada di dalam hatimu akan keluar dan diketahui.

"Kami tidak dapat mengetahui apakah foto Instagram Anda yang menjadi sukarelawan diposting dengan tujuan mempromosikan diri/membual atau berbagi peluang untuk bekerja dengan baik. Tapi Allah tahu. Dan Dia akan menyingkapkan kita jika kita tidak aktif melakukan “pekerjaan hati” untuk menyucikan diri," kata Hana.

Hal ini mencakup upaya praktis seperti terus-menerus melakukan taubat, memberikan hak-Nya kepada Allah melalui sholat, menyempurnakan karakter kita melalui kata-kata yang baik dan amal, dan masih banyak lagi. Jangan terjebak dalam membuat profil tentang betapa baiknya Anda saat online. Bangunlah dalam kehidupan nyata dan ingatlah Allah mengetahui usaha atau kekurangannya.

4. Allah Maha Tahu tentang apa yang akan terjadi

Hal ini sebagaimana firman Allah Surat Al Mulk ayat 25-26. Dalam contoh ini, Nabi ditanyai dengan nada mengejek kapan Hari Pembalasan akan terjadi. Pelajaran yang dapat dipelajari di sini ada dua.

Kedua ayat ini mewakili tema umum dalam Alquran. Ini adalah perintah Allah kepada Nabi tentang apa yang harus dibalas kepada orang-orang yang memiliki niat buruk terhadap beliau dan umat Islam.

Tidak terpaku pada detail yang belum Allah berikan kepada kita. Hal ini membutuhkan keyakinan bahwa Allah lebih mengetahui, yang Dia lakukan karena Dia Maha Mengetahui. Dalam hadits Bukhari, ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Nabi SAW kapan hari kiamat akan terjadi. Nabi menjawab, “Apa yang telah kamu persiapkan untuk itu?"

Pergeseran perspektif ini penting untuk kesuksesan di dunia ini dan di akhirat. Pergeserannya adalah fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan, bukan pada apa yang tidak bisa Anda kendalikan.

Bagian kedua dari pelajaran ini adalah untuk memperhatikan bagaimana Allah mendukung Nabi-Nya dengan memberinya respons yang tepat terhadap setiap tantangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler